Saturday 25 June 2016

TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD



RESUME
TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD


Sejarah Kehidupan Sigmund Freud dan Perkembangan Teori Freud
Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 atau 6 Maret 1856 di Freiberg, Moravia, suatu kota kecil yang sekarang disebut Czechoslovakia  dari  orang tua Yahudi.   Pada umur empat tahun, Freud pindah ke Vienna, dimana ia menjadi mahasiswa kedokteran dan menerima gelar kesarjanaannya pada tahun 1881.   
Setelah mengalami beberapa masa pendek  bahkan kehilangan arah, ia menjadi seorang peneliti  dalam Brain Autonomy Institute dan mulai berminat dengan  mental  manusia.  Ia meninggalkan Institut  itu karena  keluarganya membutuhkan  lebih banyak dukungan keuangan sehingga ia melanjutkan prakteknya secara privat.  Persahabatan Freud dengan  Joseph Bauer ,   karya tahunannya dengan  Charcot di Perancis dalam teknik  hipnotis, dimana ia menemukan bahwa teknik  tersebut masih sangat terbatas,  dan ia kembali mengembangkan   teknik “mengeluarkan” keluhan dengan Bauer  dimana semuanya adalah pendahulu dari hasil karyanya.  
Tahun 1910 ia meresmikan  International Psychoanalist Association.  Rekan pertama Freud adalah  Carl Jung, seorang asisten Bauer  di Burgholzi di Zurich, Swiss, Alfred Addler  di Vienna,  Brill di New York,  Jones di Inggris dan Ferenczi di Budapest.  
            Selanjutnya, Freud  memandang  kepincangan pada Adler, Jung, Rank dan Steikel.   Pengabaian yang ditunjukkan oleh Jung merupakan  suatu hantaman menyakitkan.
Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya tepatnya pada 23 September 1939.

Prinsip-prinsip Teori Psikoanalisis
1.      Prinsip Kenikmatan
Pendekatan yang digunakan oleh Freud terhadap perilaku manusia bahwa manusia sebagai hewan yang mencari kenikmatan.  Pada hal ini kita tidak menggunakan konsep dengan hedonistik, konotasi filosofi bahwa ini merupakan “tugas” mengejar kenikmatan,  namun lebih kepada konotasi psikologi yang lebih luas bahwa setiap tindakan dimotivasi oleh hasrat mencari kesenangan dan dalam beberapa tingkatan menghindari penderitaan.
Jadi, alasan manusia hidup di bumi ini adalah untuk membuat dan mempertahankan kenikmatannya selama mungkin.  Freud mungkin menjauhkan diri menggunakan kenikmatan sebagai prinsip untuk memaklumi selera yang tidak terbendung dan keburukan yang tidak bermoral.  Selama kritik apapun yang dialamatkan kepada Freud, tuduhan yang tidak bermoral merupakan tuduhan yang palsu.  Ia merupakan individu yang sangat bermoral yang beranggapan bahwa setiap penggunaan sex yang tidak ditujukan untuk penciptaan dapat diasumsikan mendekati tindakan pemutarbalikan. 
2.      Prinsip Realitas
Manusia tidak hanya mencari kesenangan, namun terikat oleh batasan realitas yang menceritakan mengenai kesempatan yang ia harus tunda untuk memperoleh kesenangan di masa nanti, adalah merupakan kesenangan  yang lebih penting.  Ia kemudian masih mencari kesenangan tapi dengan cara realistis dan membuat peringkat hirarki kesenangan: Kesenangan selanjutnya dinilai lebih penting  dibandingkan yang terdahulu, sehingga yang saat ini dirasa kurang penting.
Prinsip realitas saat ini dipandang sebagai pembelajaran dan bukan terlahir dengan sendirinya atau secara naluri.  Kemana pun seorang anak masuk ke dalam kehidupan telah dilengkapi dengan prinsip kesenangan, hanya melalui pelajaran hidup dan bimbingan dan arahan yang menjadi tanggung jawab orang dewasa yang membimbingnya sehingga ia memperoleh indera realitas dalam  interaksi dengan dirinya sendiri dan lingkungan.
3.      Prinsip Pengurangan (Reduksi) Ketegangan
Persekutuan terdekat dengan dua prinsip terdahulu (kenikmatan dan realitas) adalah prinsip pengurangan ketegangan.  Kedekatan ini dapat dibuktikan ketika seseorang menyadari bahwa beberapa mekanisme harus ada untuk menuju di antara kenikmatan dan realitas yang ekstrim, terutama ketika, dalam bentuknya yang lebih jauh, mereka mengalami pertentangan.              Karena manusia tidak mengabaikan apa yang terjadi kepadanya sejak kelahiran (prinsip kenikmatan) dan karena manusia harus menghadapi realitas dan lingkungan (prinsip realitas), ketegangan merupakan suatu yang mesti dihadapi.  Hal ini menjadi perlu bagi dirinya untuk mengurangi ketegangan dengan cara terbaik.
4.      Polaritas atau Prinsip Dualitas
Kita dikelilingi oleh polaritas yang berkaitan dengan tindakan kita.  Bayangkan sebuah hari yang khusus bagi para siswa, yang menjalani sesuatu seperti ini..  Ia, pada awalnya, membuat suatu keputusan fundametal untuk keluar dari tempat tidur atau atau tidak keluar dari tempat tidur.  “Haruskah aku tidur sedikit lebih lama karena dirasakan begitu menyenangkan di sini di tempat tidur atau haruskan saya bangun dan mengawali kelas pagi pada jam delapan?”  Keputusan tersebut bukan untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
Anggaplah bahwa lambang positif dan negatif di atas merupakan lambang umum arus listrik.  Ketika kita mendekati arus positif (perbuatan baik yang dilakukan manusia), kita memperoleh karakteristiknya dan terpengaruh secara positif, sebagaimana yang diketahui oleh ahli fisika, menarik pertentangan dan menolak aliran yang sama.  Saat ini kita berada pada dilema.  Yang paling dekat, kita menjadi lebih baik dan semakin kita berusaha menjadi orang yang terbaik, semakin kita dijauhkan menjadi orang yang kita inginkan. 
5.      Prinsip Keharusan Pengulangan  
Freud mendeskripsikan manusia sebagai hewan yang mengikuti kebiasaan dan dalam perkembangannya menjadi bentuk sindrom perilaku, merupakan hal yang menarik untuk ditelusuri.  Sejak manusia cenderung mengulangi kesuksesannya, maka semakin lama  ia melakukannya, maka ini menjadi sesuatu yang standar sebagai modus operandi dalam kesehariannya.  Karena ini terus menerus mengalami perbaikan, ia mengikuti metode yang melawan problem apakah ini akan membawanya kesuksesan atau tidak

Perilaku Dinamis
Untuk menggambarkan kepribadian manusia menurut Freud, perlu melibatkan lebih dari sekadar pinsip terdahulu.  Dalam urutan halaman ini, kami memperlakukan banyak perilaku dinamis yang menonjol dalam karya Freud. 
Identitas
            Hal yang mendasar bagi setiap umat manusia, adalah saat kelahiran dan tinggal menetap sepanjang hidupnya, adalah sistem energi fenomenal yang disebut oleh Freud sebagai Identitas.  Identitas hanya dikenali melalui prinsip yang menyenangkan dan diperlakukan secara sembarangan untuk hal yang lain. Berlawanan dengan pendapat umum bahwa identitas semuanya adalah buruk dan “tidakkah ini memalukan dan manusia harus memiliki sesuatu untuk mempertahankannya selamanya?”, identitas melakukan tugas bernilai yang membuat manusia tetap menapak ke depan.  Terlepas dari kecenderungan identitas untuk menuju ke arah yang ia inginkan, ini akan memberikan kenyamanan bagi sistem lainnya, yang memproduksi kebutuhan bagi polaritas dan prinsip pengurangan ketegangan. 
Libido  
            Libido adalah bagian dari struktur identitas yang mencari gratifikasinya dari aktifitas seksual.  Sejak gairah seksual sebagai sesuatu yang lazim pada bentuk organik seperti gairah lain, meskipun tidak sekuat dorongan makanan, mereka jelas sekali menjadi faktor dalam mendandani penampilan semua orang.
            Libido bukan sebagai bagian terbesar dari struktur identitas manusia.  Ini adalah, bagaimanapun juga, sangat penting, tanpa menuju hasrat libido manusia tidak akan mungkin mengalami kecendrungan untuk menciptakan sesuatu.  Termasuk merasa malu, ini merupakan faktor yang meneruskan spesies manusia di bumi ini.  Menurut Freud, dikarenakan manusia tertutup dengan aspek seksual dalam hidupnya dengan sejumlah pantangan, maka ia melebih-lebihkannya dalam kehidupannya.
Instink
Freud melakukan prediksi terhadap ide bahwa manusia masuk ke dalam dunia pada saat kelahirannya yang dilengkapi dengan insting tertentu.  Freud tidak mengucapkan terlalu definitif, sepanjang insting lain muncul berikutnya dalam kehidupan sebagai tubuh baru yang butuh berkembang.  Ini adalah bagian berikutnya dari pernyataan nya yang membuat konsep instink yang sebagian besar kita ketahui  menjadi tidak jelas. Freud dengan tegas membatasi istilah insting untuk melingkupi dua fenomena: Eros – cinta atau insting untuk hidup, dan Tanatos – kematian atau kehancuran insting.
Instink merupakan komponen utama dari kepribadian manusia dan tidak dapat direduksi menjadi komponen yang lebih kecil.
Insting memiliki empat fitur: sumber, sasaran, obyek dan dorongan. 
Zona Erogenous
Zona erogenous merupakan setiap bagian dari tubuh manusia di mana bagian dalam dan bagian kulit terluar bertemu, suatu area yang mungkin memiliki potensi, ketika termanipulasi, akan mengalami peningkatan perasaan bahagia dan sensual. 
   Penyebutan nama zona agaknya seperti teknik sensus yang rutin.  Mereka (dalam pikiran kita menjadi lebih dekat kepada membran selaput lendir dibandingkan kulit terluar, yang memiliki kepekaan terhadap rasa gratifikasi sensual : telinga, mata, mulut (bibir), alat kelamin pria dan wanita, dan area dubur.  Mata dan telinga seringkali tidak dianggap sebagai cakupan zona erogoneous, namun, mereka sebenarnya telah memenuhi kriteria definisi tersebut.
   Jika manusia bisa memproduksi kenikmatan dengan memanipulasi zona erogenous, tidak sulit menjelaskan perilakunya tidak senonoh dalam yang bereferensi pada kerangka paham Freud. 



KOMPONEN-KOMPONEN JIWA (STRUKTUR KEPRIBADIAN)
Id (Das es)
Id terdiri dari energy instink yang murni dan tidak pernah dewasa, eksis sepenuhnya ditingkat bawah sadar. Id tidak bisa mentolerir tegangan yang muncul dari kebutuhan-kebutuhan badani sehingga menuntut penghilangan tegangan itu sesegera mungkin. Hal ini diatur sepenuhnya oleh prinsip kesenangan (pleasunprinciple).
Pleasure principle diproses dengan dua Cara, tindak refleks (reflex actions) dan proses primer (primaryprocess). Tindak refleks adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata – dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan. Proses primer adalah reaksi membayangkan/mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan – dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya. Proses membentuk gambaran objek yang dapat mengurangi tegangan, disebut pemenuhan hasrat (nosh fullment), misalnya mimpi, lamunan, dan halusinasi psikotik.
Ego (Das Ich)
Sesuatu yang dibutuhkan oleh individu adalah menjaga energinya dan mengarahkannya pada pencapaian penuh yang dapat diperbolehkan sepanjang di bawah  urgensi kehidupan tanpa membiarkannya menghancurkan dirinya.  Freud berkata bahwa ego melakukan fungsi tersebut dan mengerjakannya dengan baik.  Ego mengikuti prinsip realitas.  Ini adalah kekuatan veto yang eksekutif terhadap semua upaya identitas untuk memberikan energi dalam mencari pemenuhan hasratnya.  Ego membuat prinsip realitas.  Ini adalah  perluasan dari identitas dan tidak pernah tergantung padanya. 
Ketika kita menyaksikan momen ini, ketika mengenali bagian sosialisasi dari kepribadian, ego berada dalam tekanan besar.  Dalam usahanya untuk mengijinkan identitas mengekspresikan dirinya sendiri, tentu saja, menerima manfaat dari aksinya dan tetap mempertahankan aksi ini dalam ikatan yang subyektif, realitas sosial, ego merupakan bagian dari diri kita yang bergerak ke belakang dan ke depan diantara polaritas yang telah disebutkan sebelumnya. 
Superego (Das Ueber Ich)
Superego adalah teori terakhir yang dikembangkan dalam gambaran Freud terhadap kepribadian manusia.  Ini harus dipahami, namun, bahwa superego merupakan bagian internal.  Terletak dalam kepribadian dan bukan aturan dari hukum pemerintah.  Hanya ketika seseorang mengembangkan superego dalam dirinya sendiri, apakah ia telah mengembangkan kepribadiannya secara penuh.  Superego adalah bagian etika moral dari kepribadian.  Ini adalah idelaistik dan tidak realistis.  Kesempurnaan lebih kepada tujuan dibandingkan kenikmatan.  Ini membuat keputusan apakah suatu aktivitas baik atau buruk tergantung pada standar masyarakat yang menerimanya.  Hukum masyarakat tidak bermakna apa pun jika ia tidak diterima dan dimasukkan di dalamnya.

Tahap-tahap Perkembangan Psikoseksual
Istilah pertumbuhan secara hati-hati digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana Freud menelusuri pertumbuhan manusia dan kepribadiannya mulai dari kelahirannya hingga kedewasaan
1.    Oral (tahun pertama); untuk membangun formulasi kepribadian manusia adalah berkaitan dengan zona erogenous pada mulut dan lebih tepat lagi pada bibir.  Sesaat setelah bayi lahir, manusia menggunakan bibirnya untuk mencerna makanan.  Makanan adalah kesenangan (prinsip kenikmatan).  Apakah ini berasal dari dada ibunya atau dari pentil botol, bayi yang berusia satu bulan, sangat cepat dalam belajar (pengulangan paksaan) menggunakan  mulut – lidah – bibir ketika termanipulasi oleh dada ibunya atau botol susu, maka ia merasa sangat gembira (zona erogenous). 
2.    Anal (tahun kedua); ketika limbah makanan telah cukup terakumulasi dalam kantung pencernaan, maka ini akan memproduki suatu ketegangan yang menyebabkan merasa tidak nyaman atau sakit.  Ketika seseorang berusia lebih tua, manusia mepelajari prinsip apa yang sebenarnya bekerja dan bahwa ia tidak harus BAB ketika tekanan menjadi lebih besar namun harus mempelajari cara untuk mengakhiri proses tersebut.  Pengendalian pergerakan ini berada jauh di luar realita bayi kecil. 
3.    Falik (Alat Kelamin) (tahun ketiga-kelima) – Kemungkinan muncul di sekitar usia anak yang telah melalui peringkat pengembangan mulut dan anal dan melanjutkan dan menikmati zona erogenous yang ada di sepanjang tubuhnya.  Hal yang utama adalah organ seksual mereka, meskipun hidung dan telinga dan mata dapat dimanipulasi untuk kenikmatan.  Setiap orang yang terbiasa dengan anak kecil akan mengetahui bahwa memasukkan jari mereka ke dalam hidung untuk menghilangkan kerak/ kotoran hidung.  Secara kliniks, tindakan memasukkan jari ke dalam rongga hidung tetap tidak diketahui dampaknya bagi kesehatan tubuh.
4.    Tahap Latensi(tahun keenam - kedua belas); inilah masa dimana ketertarikan seksual terrepresi dan digantikan dengan aktifitas-aktifitas pengganti seperti belajar.
5.    Genital (Masa pubertas) – Pembalikan adalah kata kunci pada tingkat genital.  Tidak ada zona erogenous baru yang ditemukan atau yang dioperasikan.  Suatu sintetik atau fusi yang mendahului tiga urutan terjadi dan termasuk mengarahkan kekuatan mereka terhadap indivisual, mereka saat ini telah diarahkan dari luar, biasanya menuju pada jenis kelamin yang berlawanan.  Tujuan utama pada tingkat genital ini adalah menelusuri tahapan penetrasi sebagai fungsi reproduksi spesies atau untuk pembalikan kenikmatan diantara pasangan melalui penggunaan zona erogenous.  Berlawanan dengan keyakinan banyak orang, setiap tindakan seksual yang tidak didesain untuk mempropaganda spesies, hampir merupakan sebagai aksi tindakan tidak wajar terhadap Freud.

TAHAPAN CINTA
1.    Mencintai diri sendiri   - Ketika seorang bayi lahir, ia hanya mengetahui satu hal : dirinya sendiri.  Sejak kita mengasumsikan bahwa ia belum peduli dengan wujud abstrak dari dirinya sendiri, ia hanya akan berhubungan dengan wujud konkrit.  Tidak ada yang lebih konkrit dibandingkan tubuhnya sendiri. 
2.    Cinta orang tua- Begitu bayi telah lahir, maka ia menemukan sendiri obyek cinta dan bahkan sebelum ia menformulasikan cinta kepada diri sendiri sebagai tahap yang bertahan selamanya, ia menemukan suatu obyek eksternal dalam bentuk ibu, bapak atau beberapa figur dewasa yang melakukan hal yang manis bagi dirinya.  Memberi makannya, mengambil popoknya, dan menenangkannya, membelainya, bernyanyi untuknya, menggendongnya, bermain dengannya – singkatnyaini adalah hal yang termanis dengan memilikinya.
Oedipus komplek sebagai fenomena identifikasi dan bagi Freud sebagai suatu kecenderungan yang paling penting.  Oleh karena itu, perlu ditunda untuk bagian berikutnya dalam membicarakan identifikasi ini,
3.    Cinta Fiksional  - Sebelum hidup berlanjut lebih jauh, bayi tumbuh menjadi anak kecil yang mulai menyadari dua obyek cinta yang memiliki batasan.  Problem yang tidak dapat dibatasi adalah dirinya sendiri.  Seseorang tidak dapat melampau di luar batas orang lain. Hal semacam ini hanya dapat dilakukan dengan dirinya sendiri kemudian seseorang dilingkupi oleh bakatnya dan fasilitasnya.  Orang tua juga memiliki problem.  Mereka adalah orang yang cerewet.  Mereka membuat apa yang sepertinya aturan pelaksanaan yang tidak terhingga seperti mencuci, mengkonsumsi makanan tertentu, mengerjakan sesuatu berdasarkan aturan masyarakat dan sebagainya..  Mereka bahkan membebankan hukuman fisik dalam bentuk pukulan di pantat terhadap anak mereka. 
4.    Cinta homoseksual – Menurut Freud, dasar bagi semua manusia adalah terlahir sebagai biseksual.  Semua pria memiliki karakteristik yang sama dengan wanita dan semua wanita memiliki karakteristik yang sama dengan pria.  Kandungan endokrin dan riset bio kimia menunjukkan kandungan endrogen dan estrogen pada setiap manusia, kandungan hormon endrogen pada pria menjadi dominan pada pria dan estrogen menjadi hormon yang dominan pada wanita.  Yang mendukung fakta ini adalah kesamaan pada organ yang mendasari peringkat cinta pada homoseksual. 
5.    Cinta heteroseksual – Seperti halnya dengan urutan genital menjadi sintetik mulut--anal –periode kelamin, tingkat klimaks yang dialami heteroseksual.  Agak kasar dibicarakan,heteroseksual dan fase genital dapat dibandingkan.


TINGKAT-TINGKAT KEHIDUPAN MENTAL SESEORANG
Menurut freud dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2008), kehidupan mental dibagi menjadi dua tingkatan yaitu alam bawah sadar (unconscious) dan alam sadar (conscious). Alam sadar sendiri memiliki dua lagi tingkatan yang berbeda, yakni alam bawah sadar sesungguhnya dan ambang-kesadaran (preconscious).
Bagi freud kepribadian manusia berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
1.      Alam sadar adalah Kesadaran adalah bagian dari kehidupan mental manusia dimana ia menyadari sepenuhnya.  Bentuk kesadaran ini membuat kita mengetahui di mana kita, apa yang kita ketahui, di mana kita, apa yang terjadi di sekitar kita, siapa kita, apakah yang kita tuju berkaitan dengan apa yang kita lakukan sekarang. 
2.      Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali. Pra kesadaran adalah daerah bayang-bayang di mana ingatan kita.
3.      Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.

Menelusuri Pikiran Bawah sadar
Untuk menelusuri isi dari pikiran bawah alam sadar ada beberapa metode yang dikembangkan oleh Freud yaitu asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis pengalaman sehari-hari, dan humor.
Asosiasi bebas mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya.
Analisis Mimpi, menurut Freud interpretasi mimpi merupakan jalan raya menuju pengetahuan tentang aktifitas-aktifitas bawah sadar pikiran.
Analisis pengalaman sehari-hari, Freud yakin semua perilaku manusia memiliki penyebab, sehingga tidak ada satupun yang terjadi lewat kebetulan.
Humor, menurut Freud humor mengizinkan pengekspresian pikiran-pikiran yang direpresi di suatu cara yang disetujui secara social.

Dinamika Kepribadian
Dorongan-Dorongan ( Drives )
Menurut Freud  ( 1933/1964 ) dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2008: 29), beragam dorongan dapat dikelompokkan menjadi dua kubu utama : seks atau Eros, dan agresif, distraksi atau Thanatos. Dorongan-dorongan ini berakar dalam Id. Namun, mereka tunduk pada pengontrolan Ego. Dorongan memiliki bentuk energy psikisnya sendiri : Freud menggunakan kata Libido untuk energy dorongan seksual. Namun, energy bagi dorongan agresif masih belum dinamainya.
1.    Seks
Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan namun, kesenangan ini tidak terbatas hanya pada kesenangan genital semata. Tujuan akhir dorongan seksual ( pengurangan tegangan seksual ) tidak dapat diubah namun, jalan untuk mencapai tujuan ini bisa beragam.
2.    Agresi
Tujuan dari dorongan destruktif, menurut Freud, adalah mengembalikan organism pada kondisi anorganis. Dorongan agresif juga menjelaskan kebutuhan atas penghalang-penghalang yang sudah dibangun manusia untuk mengendalikan agresi.
Kecemasan ( anxiety )
Kecamasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Freud ( 1933/1964 ) menekankan bahwa ini adalah kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional, dan sangat terasa kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang mendekat.


Ada tiga macam kecemasan :
1.    Kecemasan Neurotis
Kecemasan neurotis adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya sendiri.
2.    Kecemasan Moralistis
Kecemasan moralistis adalah katekutan terhadap hati nurani sendiri. Kecemasan ini bersal dari konflik antara ego dan superego.
3.    Kecemasan Realiatis
Kecamasan realistis adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.
Kecemasan berfungsi  sebagai mekanisme penjagaan ego karena dia memberi sinyal bahwa bahaya tertentu sedang mendekat ( Freud, 1933/1945 ).

Mekanisme  Pertahanan  Ego
Seperti yang telah kita lihat, ego merupakan komponen pusat kepribadian.  Kita juga telah menyaksikan bahwa manusia ingin tetap bahagia meskipun ia menyadari bahwa realitas tertentu dalam kehidupan mungkin akan menunda kebahagiaan. 
Hal yang utama dalam mekanisme pertahanan ego adalah : represi, regresi, formasi reaksional, proyeksi dan perbaikan.  Mekanisme pertahanan lainnya, meskipun tidak disebutkan dengan nama yaitu sublimasi, substitusi, identifikasi, pemindahan, penyangkalan realitas, penebusan dan rasionalisasi. 
1.    Represi  -  Represi boleh dipertimbangkan sebagai mekanisme pertahanan yang fundamental, karena ini dimainkan di bagian awal dan mempengaruhi atau menyebabkan beberapa ego pertahanan lain untuk dibawa muncul ke permukaan.  
Pada dasarnya, definisi kata adalah sebagaimana halnya dalam kamus.  Maksudnya ini harus di tarik kembali, mencegah dari melakukan tindakan, mengeluarkan atau menghalanginya.  Karakteristik unik dari definisi Freud semuanya dilakukan tanpa pengetahuan, dengan indera sadar, dari kepribadian. 
2.    Regresi  - Bagi regresi, merupakan langkah mundur ke bentuk sebelumnya, tempat atau posisi.  Kemana pun seseorang dapat menindas sesuatu yang belum hadir sebelumnya pada pengalaman, ini memungkinkan untuk meregresikan apa yang telah dialami.  Seseorang tidak dapat kembali ke beberapa tempat yang ia belum pernah mengalaminya. 
Biasanya bentuk regresif tidak menciptakan kembali pengalaman masa lalu secara keseluruhan namun hanya bagian yang memperkuat keseluruhan episode masa lalu.  Ketika seseorang mengalami frustasi dan meregrasi kedalam  bentuk perilaku bayi seperti mencebil, menghisap suatu obyek (erogenous dengan mulut, zona kenikmatan), atau memukul, ia tidak selalu berpakaian,berbicara, atau kembali seutuhnya seperti bayi.  Biasanya hanya bekas dari bentuk awal perilaku yang dimanifestasikan.
3.    Formulasi Reaksi – mekanisme pertahanan ini seringkali sebagai salah satu konsep yang paling sulit untuk meraih dan menolak dengan sangat keras yang dilakukan sebagian besar siswa psikologi.  Esensinya adalah realitas formasi fenomena yang jelas sekali terlihat jika salah seorang mengingat prinsip dualisme atau polaritas, berdasarkan orang yang mengalami kehancuran kembali mengembara dan bergerak maju di antara dua kutub tindakan.  Mekanisme formasi reaksi menemukan bahwa ini bekerja dengan cara yang lebih halus, seperti pra kesadaran  yang menjaganya dari realisasi pengertian dari perilakunya.
4.    Proyeksi -  Proyeksi berarti proteksi terhadap ego seseorang dari perasaan bersalah dengan menempatkan mereka trerhadap individu lainnya, dengan menyalahkan pihak lain dengan kesalahan yang besar dibandingkan dirinya sendiri.
5.    Perbaikan -  Perbaikan lebih mirip kepada mekanisme pertahanan ego regresi kecuali bahwa individu yang mempekerjakan mekanisme pertahanan egonya tidak perlu kembali (regresi) kepada bentuk awal perilaku yang menyenangkan agar mampu melahirkan problem emosional sekarang.  Seseorang boleh memperbaiki atau bertahan pada aktivitas yang menyenangkan sekarang, namun apakah ini memecahkan setiap masalah di masa depan atau tidak sama sekali. 
6.    Sublimasi merupakan mengganti dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima secara sosial ke bentuk yang bisa diterima secara sosial.
7.    Substitusi – Substitusi memiliki kedekatan dengan mekanisme pertahanan sublimasi, keduanya diarahkan kepada tujuan yang diterima oleh masyarakat termasuk tujuan yang tidak diterima oleh masyarakat (atau dirinya sendiri).  Perbedaan mendasar terletak pada bagian kesadaran yang memainkan peran berhadapan dengan ketidaksadaran. 
8.    Identifikasi  - merupakan menambah harga diri dengan cara menyamakan dirinya dengan orang lain yang mempunyai nama. 
Contoh dari Identifikasi adalah teori Freud tentang peristiwa Oedipus kompleks dan Elektra Kompleks. Hal yang ditekankan pada poin ini adalah bahwa Oedipus – Elektra komplek adalah hasil operasional identitas dalam wilayah ketidaksadaran fisik.  Anak-anak secara tidak sadar mengawasi perilakunya, suatu fakta fundamental yang sesuai dengan teori Freud. 
9.    Perpindahan – dalam terminology Freud, perpindahan ini mengacu pada  kecenderungan manusia untuk memilih obyek yang mengingatkan padanya terhadap obyek original yang mendatangkan efek positif dan negatif, dan kemudian menanggapi obyek kedua dengan semua intensitas perasaan bahwa obyek pertama telah dibangkitkan.   
10.    Penyangkalan Realitas, mekanisme ini melibatkan penyangkalan sejumlah fakta dalam hidup seseorang tak peduli berapa banyak bukti yang bisa ditemukan dalam realitas.
11.    Penebusan,  Seseorang yang sudah terlanjur melakukan suatu tindakan yang tidak bisa diterima, atau berpikir untuk melakukannya, lalu terlibat diaktifitas-aktifitas lain yang secara ritualistic dimaksudkan untuk menebus atau menggagalkan tindakan sebelumnya.
12.    Rasionalisasi, Memberikan dalih rasional dan logis (namun tidak tepat) bagi perilaku atau pikiran jika tidak diubah akan menyebabkan kecemasan.




IMPLIKASI TEORI PSIKOANALISA FREUD BAGI KONSELING
Ada beberapa Implikasi teori psikoanalisis terhadap bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut ;
1.    Tujuan Konseling
Tujuan konseling aliran psikoanalisis adalah untuk membentuk kembali struktur kepribadian     konseli dengan jalan mengembalikan hal yang tidak disadari menjadi sadar kembali. Proses konseling dititikberatkan pada usaha konselor agar konseli dapat menghayati, memahami dan mengenal pengalaman-pengalaman masa kecilnya terutama antara umur 2-5 tahun. Pengalaman pengalaman tersebut ditata, didiskusikan, dianalisis dan ditafsirkan dengan tujuan agar kepribadian konseli dapat direkonstruksi kembali. Jadi penekanan konseling adalah pada aspek afektif sebagai pokok pangkal munculnya ketaksadaran manusia.
2.     Fungsi konselor
Konselor bersikap anonim, artinya konselor berusaha tak dikenal konseli, dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamannya. Tujuannya adalah agar konseli dengan mudah memantulkan perasaan kepada konselor. Pemantulan itu merupakan proyeksi konseli yang menjadi bahan analisis bagi konselor.
3.    Proses konseling
Secara sistematis proses konseling yang dikemukakandalam urutan fase-fase konseling dapat diikuti berikut ini; 1) Membina hubungan konseling yang terjadi pada tahap awal konseling; 2) Tahap krisis bagi konseli, yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya, dan melakukan trasferensi; 3) Tilikan terhadap masa lalu konseli terutama pada masa kanak-kanaknya; 4) Pengembangan resistensi untuk pengembangan diri; 5)Pengembangan hubungan transferensi konseli dengan konselor.Transferensi adalah apabila konseli menghidupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu sehubungan dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan, yang oleh konseli dibawa ke masa sekarang dan dilemeparkan kepada konselor. Biasanya konseli bisa membenci atau mencintai konselor. 

4.    Teknik konseling
Ada lima (5) teknik dasar dari konseling psikoanalisis yaitu:
a.       Asosiasi bebas, yaitu konseli diupayakan untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang ini, sehingga konseli mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Tujuan teknik ini ialah untuk mengungkapkan pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan pengalamantraumatik masa lampau. Hal ini disebut juga katarsis.
b.      Interpretasi, adalah teknik yang digunakan oleh konselor untukmenganalisis asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dantrasferensi konseli. Konselor menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar konseli tentang makna perilaku yang termanifestasi dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi atau trasferensi langsung. Tujuannya adalah agar ego konseli dapat mencerna materi baru dan mempercepat proses penyadaran.
c.       Analisis mimpi, yaitu suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tak disadari dan memberi kesempatan konseli untuk menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi adalah karena diwaktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang terdesakpun muncul kepermukaan. Oleh Freud mimpi itu ditafsirkan sebagai jalan raya terhadap keinginan-keinginan dan kecemasan yang akan disadari yang diekspresikan.
d.      Analisis resistensi, analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan konseli terhadap alasan-alasan terjadinya resistensinya. Konselor meminta perhatian konseli untuk menafsirkan resistensi.
e.       Analisis transferensi, konselor mengusahakan agar konseli mengembangkan trasferensinya agar terungkap neurosisnya terutama pada usia selama lima tahun pertama dalam kehidupannya. Konselor menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim dan pasif agar terungkap trasferensi tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Biscof, L.F. 1970. Interpreting Personality Theories. Singapore : Harper International Edition.
Olson, M.H & Hergenhahn, 2013. Pengantar Teori-teori Kepribadian. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar
Pervin, L.A, Cervone D, 2011. Kepribadian Teori dan Penelitian. Jakarta : Salemba Humanika.

1 comment:

  1. MEGA88 CASINO SINGAPORE - 솕밤이폌 - 나비효과
    MEGA88 CASINO 1xbet 먹튀 SINGAPORE. titanium vs ceramic Casino. SINGAPORE. 나비효과 Casino. winnerwell titanium stove SINGAPORE. Casino. SINGAPORE. raft titanium CASINO. SINGAPORE. CASINO. CASINO. SINGAPORE. CASINO.

    ReplyDelete