Saturday 25 June 2016

TEORI KEPRIBADIAN JUNG



TEORI KEPRIBADIAN JUNG
Oleh : Rosidi, S.Psi

1.      BIOGRAFI JUNG
Carl Gustav Jung lahir 26 Juli 1875 di Kesswyl Swiss.  Agama merupakan tema kuat yang mendominasi usia awal Jung. Ayahnya, Paul Jung adalah seorang pendeta sedangkan ibunya, Emilie Preiswerk Jung putrid seorang teolog. Dikehidupan Jung selanjutnya, agama menjadi bagian vital dari teorinya.
Jung melihat ibunya sebagai sosok yang dominan dan tidak konsisten. Ia meyakini ada 2 individu dalam satu tubuh ibunya, satu sisi ibunya baik hati, sangat ramah dan memiliki rasa humor yang tinggi, namu juga aneh, kolot dan kejam. Jung muda berfikir kalau dirinya seperti ibunya memiliki 2 pribadi yang berbeda. Selanjutnya Jung menyadari bahwa pribadinya yang satu mewakili egonya atau pikiran sadar, dan pribadi yang kedua mewakili pikiran bawah sadar.
Mungkin karena konflik terus menerus dengan orang tuanya, Jung mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungan.masa kanak-kanaknya Jung memiliki fantasi-fantasi seperti batu yang dijadikan permainan imajiner, mengumpulkan manikin, dan  mimpi-mimpi falus.
 akhirnya mendedikasikan hidup profesionalnya untuk memahami hakikat dan asal usul banyak pengalaman psikologis luar biasa yang dimilikinya saat kanak-kanak.
Jung memperoleh gelar dokter  dari Universitas Basel pada tahun 1900. dan mulai pekerjaan psikiatrinya sebagai asisten pada Rumah Sakit Jiwa Burghozli di Zurich dibawah pengawasan Eugen Bleuler. Tahun 1905 jung dipercaya memberikan serangkaian kuliah di Universitas Zurich dan menjadi direktur klinis di rumah sakit Burgholzli dan kepala klinik untuk pasien rawat jalan.  Tahun 1909 Jung mundur dari staf pengajar dan mendevosikan diri kepada praktik pribadinya yang semakin berkembang.
Pada 14 Februari 1903 Jung menikahi Emma Rauschenbach dan dianugerahi 4 putri dan 1 putra. Diusia pertengahan Jung terlibat perselingkuhan dengan seorang perempuan bernama Toni Wolfe.
Hubungan Jung dengan Freud dimulai pada tahun 1906 melalui korespondensi yang berkaitan dengan validitas Jung dalam menemukan teknik analisis mimpi Freud.  Pada pendirian Asosiasi Psikoanalisis Internasional tahun 1911, Jung telah terpilih sebagai presiden pertama.    Karena kedekatan diantara dua orang tersebut, Freud beranggapan Jung sebagai penerusnya, dan faktanya, mereka melakukan perjalanan bersamaan dan memberikan pengajaran yang terkenal pada Universitas Clark pada tahun 1909.  Persahabatan itu bertahan hingga tahun 1914, ketika Jung ditarik dari International Psychoanalytic Association dan kontak selanjutnya dengan organisasi yang dipimpin oleh Freud.  Banyak pertemuan telah ditulis selama hubungan persahabatan mereka.  Salah satu tulisan yang kemungkinannya sangat lengkap, seperti yang ditulis oleh Ernest Jones dalam serial volume ketiganya  mengenai Freud (Jones, 1953, 1955, 1957).
Perpisahannya dengan Freud membuat Jung kehilangan arah. Apa yang dialami olehnya ini menimbulkan suatu penyakit yang disebutnya dengan penyakit kreatif. Meskipun mengalami masa-masa berat Jung tetap membuka praktek psikiatri. Jung keluar dari penyakit kreatifnya dengan teori kepribadiannnya.
Sebagian besar pencatatan biographi terbaru yang melunakkan referensi yang berorientasi pada Freud terutama berasal dari pengagum dan pengikut teori analitiknya (Bennet, 1966; Douglas, 1961; Evans, 1964; Fordham, 1964).  Seperti halnya Freud dan Adler telah membuat orang lain terdedikasi dengan karya mereka, Jung juga telah meninggalkan suatu warisan terhadap pengikut yang setia.  Beberapa diantaranya yang sangat loyal padanya dan melanjutkan karyanya adalah Michael Fordham, Sir Herbert Read, Gerhard Adler, Jolande Jacobi dan terutama sekretaris pribadinya, Amiela Jaffe.  Apakah psikologi Amerika menganugerahi Jung banyak status  atau menempatkannya pada tempat terhormat, karyanya akan lanjut diteruskan oleh banyak orang lain.  Pemeliharaan yang utama pada pusat psikologi analitik  diantara dua lembaga yang telah dibangun dengan baik : Institut C.G. Jung  di Zurich, Switzerland dan Bollinger Foundation, didirikan pada tahun 1941, yang meneruskan publikasi karyanya melalui Princeton University Press.
Pada tanggal 6 Juni, 1961, Dr. Jung meninggal di rumahnya di Kiisnacht, Switzerland, suatu sejarah tercatat oleh seluruh dunia intelektual dengan penghormatan yang mendalam.

2.      LIBIDO DAN PRINSIP-PRINSIP DINAMIKANYA
Libido
Menurut Jung libido adalah suatu daya hidup kreatif yang dapat diaplikasikan kepada pertumbuhan psikologis berkelanjutan dari manusia. Di tahun-tahun awal kehidupan libido dihabiskan hanya untuk makan, pembuangan dan seks, namun semakin kebutuhan ini terpuaskan, energy libido mulai diarahkan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang lebih filosofis dan spiritual.

Prinsip Ekuivalensi
Adalah hukum pertama psikodinamika yang menyatakan bahwa jumlah energy yang di sebuah sistem pada hakekatnya tetap, dan jika sejumlah energy dihilangkan dari suatu bagian sistem, dia akan muncul ditempat lain.

Prinsip Entropi
Adalah hukum kedua psikodinamika yang menyatakan bahwa sebuah kecendrungan selalu hadir demi menyetarakan jumlah energy di sebuah sistem.

Prinsip kebalikan
Prinsip ini menyatakan bahwa untuk setiap tindakan akan muncul reaksi yang setara besaran kekuatannya dan merupakan kebalikannya. Contoh ketika seseorang lebih menjadi maskulin, mau tidak mau dia harus mereduksi aspek fiminim dari nya.

3.      KOMPONEN-KOMPONEN KEPRIBAADIAN
a.      Ego
Ego adalah di mana kita dalam keadaan sadar, atau hidup di alam kesadaran. Ego tidak sama dengan psikhe. Pengalaman sadar ego merepresentasikan hanya seporsi kecil kepribadian, sedangkan psikhe mengacu ke semua aspek kepribadian baik yang sadar maupun bawah-sadar, dan merupakan aspek yang lebih substansial bagi kepribadian.
b.      Bawah-Sadar Pribadi
Bawah-sadar pribadi terdiri atas bahan-bahan yang awalnya disadari, kemudian direpresi atau dilupakan, atau sejak awal memang tidak begitu jelas untuk bisa dicerap kesadaran. Isi bawah-sadar pribadi ini disebut dengan kompleks-kompleks. Kompleks adalah konstelasi ide-ide yang secara pribadi mengganggu yang dikaitkan oleh nada perasaan-umum.


c.       Bawah-Sadar Kolektif
Bawah-sadar kolektif mencerminkan pengalaman-pengalaman kolektif yang dimiliki manusia di masa lalu evolusinya atau kumpulan pengalaman nenek moyang dari jutaan tahun lalu, gema kejadian-kejadian dunia prasejarah di mana setiap abad menambahkan sejumlah kecil variasi dan perbedaan tanpa batas.
Pengalaman-pengalaman moyang yang terdaftar di dalam psikhe ini disebut Jung memori-memori rasial, gambaran-gambaran primordial, yang secara umum ia sebut dengan arketip.

Arketip
Adalah kecendrungan warisan untuk merespon secara emosi ke aspek-aspek tertentu dunia. Semua arketif ini membentuk isi bawah sadar kolektif. Arketipe terdiri dari :
Persona
Adalah aspek psikhe yang terlihat karena seseorang menampilkan diri dihadapan public. Ia meliputi berbagai peran  yang harus dimainkan untuk berfungsi di masyarakat. Jung menilai persona yang dinilai terlalu sebagai inflasi persona. Jika persona dinilai kelewat tinggi ia akan mengorbankan komponen yang lain.
Anima
Adalah komponen feminism psikhe pria yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman yang dimiliki pria terhadap wanita lewat eon-eon. Arketip ini memiliki dua tujuan :
1.    Menyebabkan pria memiliki sifat feminism. Sifat feminism ini meliputi intuisi, kehalusan budi, sentimentalitas dan dorongan berkelompok.
2.    Menyediakan kerangka pemahaman bagi pria untuk menghadapi wanita.

Animus           
Animus adalah komponen maskulin psikhe pada wanita. Sifat-sifat maskulin seperti kemandirian, agresi, kompetisi, dan petualangan. Dan juga sebagai kerangka untuk memandu cara menjalin hubungan dengan pria.
Menurut Jung, pria yang terlalu banyak mengekspresikan sisi feminism, atau wanita yang terlalu banyak mengekspresikan sisi maskulinnya, bukanlah hal yang baik.
Shadow
Shadow adalah bagian terdalam dan tergelap dari psikhe. Ia merupakan bagian dari bawah sadar kolektif yang diwarisi dari moyang pra manusia dan mengandung semua instink hewani sehingga manusia mempunyai kecenderungan kuat menjadi tidak bermoral, agresif dan penuh hasrat. Shadow dimanifestasikan dan diproyeksikan kedunia secara simbolik sebagai iblis, monster atau roh jahat.
Diri
Diri adalah komponen psikhe yang berusaha mengharmoniskan semua komponen lain. Ia mempresentasikan perjuangan manusia menuju kesatuan, keseluruhan dan mengintegrasikan kepribadian secara total. Jika sudah tercapai individu dikatakan merah realisasi diri.

4.    DINAMIKA KEPRIBADIAN
a.    Kausalitas dan teleology
Menurut Jung motivasi lahir berasal dari mari lalu dan juga tujuan, kausalitas menyatakan bahwa masa kini menyajikan kondisi pada saat ini dan dalam pengalaman yang asli. Teleology manyatakan bahwa kejadian masa kini dimotivasi oleh tujuan dan aspirasi akan masa depan yang secara langsung menentukan nasib seseorang. Jung menyatakan bahwa perilaku manusia dibentuk oleh kedua factor kekuatan yaitu kausal dan teleology dan bahwa penjelasan kausal haruslah seimbang dengan penjelasan teleology.
b.   Progresi dan regresi
Untuk mencapai realisasi diri orang harus mengadaptasi tidak hanya lingkungan luar mereka tetapi juga dunia dalam diri  mereka sendiri. Adaptasi kepada dunia luar yang meliputi aliran keluar energy psikis disebut progresi sedangkan adaptasi ke dalam bergantung pada energi yang berlawanan disebut regresi. Progresi akan membuat manusia bereaksi secara konsisten terhadap lingkungan sedangkan regresi adalah langkah mundur yang diperlukan dalam sebuah perjalanan menuju kesuksesan.

c.       Sinkronisitas
Sinkronisitas sebagai kebetulan yang bermakna, seperti ketika seseorang bermimpi tentang temannya semalam lalu temannya itu datang besok siangnya, atau ketika seseorang berfantasi tentang suatu kejadian dan kejadian itu sungguh terjadi tak lama kemudian.

5.      TIPE-TIPE PSIKOLOGIS
a.    Sikap-Sikap
Sikap adalah orientasi umum yang dapat diambil dari psikhe. Yaitu introversi dan ekstraversi. Pribadi introver cenderung tenang, imajinatif dan lebih tertarik pada ide daripada manusia. Pribadi ekstraver cenderung suka bersosialisasi, berjalan-jalan keluar dan tertarik pada manusia dan kejadian di lingkungan.
b.   Fungsi-fungsi Pemikiran
Ada empat fungsi pemikiran yaitu cara psikhe mencerap dunia dan menghadapi informasi dan pengalamannya.
1)   Mengindra. Mendeteksi kehadiran obyek. Mengindra mengindikasikan ada sesuatu namun tidak mengindikasikan apakah itu
2)   Berpikir. Mengatakan apakah suatu obyek itu. Berpikir memberikan nama dan kategori obyek yang diindra.
3)   Merasa. Menentukan apakah obyek bernilai. Berkaitan dengan rasa suka dan tidak suka terhadap obyek tersebut.
4)   Mengintuisi. Menyediakan firasat tentang sesuatu ketika informasi faktualnya tidak tersedia..
c.    Delapan Tipe Kepribadian
1)   Berpikir-Ekstrover
Individu ini hidup berdasarkan aturan yang baku dan berharap setiap orang melakukan yang sama. Mereka bisa menjadi sangat dogmatis dan dingin.


2)   Merasa-Ekstrover
Individu menghormati otoritas dan tradisi. Selalu ada upaya untuk menyesuaikan perasaan dengan yang tepat untuk situasi tertentu sehingga perasaan individu sering dimanipulasi.
3)   Mengindra-Ekstrover
Tipe ini pengkonsumsi semua hal yang bisa diperoleh lewat pengalaman indrawinya. Ia seorang realis, dan peduli hanya ke fakta-fakta objektif. Ia menolak pemikiran atau perasaan subjektif sebagai panduan hidup bagi dirinya dan orang lain.
4)   Mengintuisi-Ekstrover
Tipe kepribadian ini melihat ke luar realitas ribuan kemungkinan. Pengalaman baru dicari dengan antusias, dikejar terus hingga implikasinya dimengerti, lalu ditinggalkan. Sedikit saja perhatian kepada masalah kepercayaan dan moralitas terhadap orang lain sehingga tipe ini sering dilihat orang tak bermoral dan serampangan.
5)   Berpikir-Introver
Individu terlihat tidak fleksibel, dingin, arbitrer bahkan kejam. Ia akan mengikuti pikiran-pikirannya sendiri tak peduli tidak konvensional atau berbahayanya bagi orang lain. Dukungan dan pengertian dari orang lain kecil saja nilainya, kecuali teman yang bisa memahami betul kerangka pikirnya, dinilainya tinggi namun sayang, jumlahnya sangat sedikit.
6)   Merasa-Introver
Individu sering terlihat egois dan tidak simpatik. Motif dasarnya sulit dipahami orang lain sehingga terkesan dingin dan menjarakkan diri. Tidak ada kebutuhan mengesankan atau memengaruhi orang lain.
7)   Mengindra-Introver
Tipe ini banyak dimiliki seniman yang mengandalkan kemampuan indrawi untuk memberi makna subjektif.



8)   Mengintuisi-Introver
Di tipe ini, implikasi-implikasi dari gambaran-gambaran mental internal dieksplorasi besar-besaran. Tipe ini yang paling menutup diri, menjaga jarak dan disalahpahami.

6.    PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
a.    Kanak-kanak (Lahir – Remaja)
-       Awal periode merupakan pembelajaran bagaimana berjalan, berbicara dan keahlian-keahlian lain bagi kelangsungan hidup.
-       Setelah tahun kelima, muncul aktivitas-aktivitas seksual hingga puncaknya di masa remaja.
b.   Dewasa Muda (Remaja – Usia 40)
-       Pembelajaran untuk berkarier, menikah, membesarkan anak dan mencari jalan untuk berhubungan dengan kehidupan komunitas.
-       Individu cenderung pergi ke tempat-tempat lain, energetik, impulsif dan penuh semangat.
c.    Paruh Baya (Usia 40 – Usia Senja)
-       Individu lebih menjunjung nilai budaya, filosofis dan spiritual.
-       Lebih banyak menyoroti hikmat dan makna hidup.

7.    TEKNIK RISET  JUNG
a.    Pasien-pasien Psikotik
Jung banyak mempelajari tentang psikhe para pasien psikotik selama bertahun-tahun di Burgholzli. Pertemuan Jung dengan seorang pasien psikotik di tahun 1906 memberi gambaran tentang psikhe dari individu yang terganggu mentalnya.
b.   Analisis Mimpi Jung
Jung melihat mimpi sebagai salah satu sumber informasi  terpenting tentang pikiran bawah-sadar. Salah satu fungsi terpenting mimpi adalah mengkompensasikan bagian-bagian psikhe yang terabaikan.


8.    IMPLIKASI BAGI BIMBINGAN KONSELING
No.
Konsep Teori
Implikasi
1.
Prinsip Dinamika (Libido, prinsip ekuivalensi, prinsip entropi, prinsip kebalikan)
Dengan memahami prinsip-prinsip tersebut konselor akan dapat memanfaatkan energy yang dimiliki oleh konseli untuk memaksimalkan potensi positif yang dimiliki konseli.
2.
Konsep tentang progresi dan regresi
Dapat digunakan untuk membantu siswa/individu agar memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap diri dan lingkungannya.
3.
Konsep tentang sikap dan fungsi
Membantu konselor  untuk memahami dan mengenali tipe-tipe psikologis siswa/individu menurut jenis sikap dan fungsinya.
4.
Tahap-tahap perkembangan kepribadian
Memberikan informasi kepada konselor untuk memahami perilaku siswa/individu sesuai dengan usianya (TK, SD, SMP, SLTA dan pendidikan tinggi) serta mengarahkan terbentuknya pribadi yang sehat dan mencapai realisasi diri.
5.
Konsep kausalitas dan teleology
Manusia dipengaruhi oleh masa lalu serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai di masa depannya. Sehingga konselor untuk memahami individu tidak cukup hanya melihat masa lalu tetapi juga melihat aspirasi mereka dalam mencapai tujuan hidup yang merupakan usaha realisasi dirinya dalam kehidupan. Konsep ini juga mendorong manusia untuk meyakini konsep takdir.
6.




DAFTAR PUSTAKA

Feist. & Feist, G.J. 2014. Teori Kepribadian (Theory of Personality (Ed.7). Jakarta : Salemba Humanika.
Olson, M.H & Hergenhahn, 2013. Pengantar Teori-teori Kepribadian. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar











              

No comments:

Post a Comment