TEORI KEPRIBADIAN JUNG
Oleh : Rosidi, S.Psi
Oleh : Rosidi, S.Psi
1.
BIOGRAFI JUNG
Carl Gustav Jung lahir 26 Juli 1875 di
Kesswyl Swiss. Agama merupakan tema kuat
yang mendominasi usia awal Jung. Ayahnya, Paul Jung adalah seorang pendeta
sedangkan ibunya, Emilie Preiswerk Jung putrid seorang teolog. Dikehidupan Jung
selanjutnya, agama menjadi bagian vital dari teorinya.
Jung melihat ibunya sebagai sosok
yang dominan dan tidak konsisten. Ia meyakini ada 2 individu dalam satu tubuh ibunya,
satu sisi ibunya baik hati, sangat ramah dan memiliki rasa humor yang tinggi,
namu juga aneh, kolot dan kejam. Jung muda berfikir kalau dirinya seperti
ibunya memiliki 2 pribadi yang berbeda. Selanjutnya Jung menyadari bahwa
pribadinya yang satu mewakili egonya atau pikiran sadar, dan pribadi yang kedua
mewakili pikiran bawah sadar.
Mungkin karena konflik terus menerus
dengan orang tuanya, Jung mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungan.masa
kanak-kanaknya Jung memiliki fantasi-fantasi seperti batu yang dijadikan
permainan imajiner, mengumpulkan manikin, dan
mimpi-mimpi falus.
akhirnya mendedikasikan hidup profesionalnya untuk
memahami hakikat dan asal usul banyak pengalaman psikologis luar biasa yang
dimilikinya saat kanak-kanak.
Jung memperoleh gelar dokter dari Universitas Basel pada tahun 1900. dan
mulai pekerjaan psikiatrinya sebagai asisten pada Rumah Sakit Jiwa Burghozli di
Zurich dibawah pengawasan Eugen Bleuler. Tahun 1905 jung dipercaya memberikan
serangkaian kuliah di Universitas Zurich dan menjadi direktur klinis di rumah
sakit Burgholzli dan kepala klinik untuk pasien rawat jalan. Tahun 1909 Jung mundur dari staf pengajar dan
mendevosikan diri kepada praktik pribadinya yang semakin berkembang.
Pada 14 Februari 1903 Jung menikahi
Emma Rauschenbach dan dianugerahi 4 putri dan 1 putra. Diusia pertengahan Jung
terlibat perselingkuhan dengan seorang perempuan bernama Toni Wolfe.
Hubungan Jung dengan Freud dimulai
pada tahun 1906 melalui korespondensi yang berkaitan dengan validitas Jung
dalam menemukan teknik analisis mimpi Freud.
Pada pendirian Asosiasi Psikoanalisis Internasional tahun 1911, Jung
telah terpilih sebagai presiden pertama.
Karena kedekatan diantara dua orang tersebut, Freud beranggapan Jung
sebagai penerusnya, dan faktanya, mereka melakukan perjalanan bersamaan dan
memberikan pengajaran yang terkenal pada Universitas Clark pada tahun 1909. Persahabatan itu bertahan hingga tahun 1914,
ketika Jung ditarik dari International Psychoanalytic Association dan kontak
selanjutnya dengan organisasi yang dipimpin oleh Freud. Banyak pertemuan telah ditulis selama
hubungan persahabatan mereka. Salah satu
tulisan yang kemungkinannya sangat lengkap, seperti yang ditulis oleh Ernest
Jones dalam serial volume ketiganya mengenai Freud (Jones, 1953, 1955, 1957).
Perpisahannya dengan Freud membuat
Jung kehilangan arah. Apa yang dialami olehnya ini menimbulkan suatu penyakit
yang disebutnya dengan penyakit kreatif. Meskipun mengalami masa-masa berat
Jung tetap membuka praktek psikiatri. Jung keluar dari penyakit kreatifnya
dengan teori kepribadiannnya.
Sebagian besar pencatatan biographi
terbaru yang melunakkan referensi yang berorientasi pada Freud terutama berasal
dari pengagum dan pengikut teori analitiknya (Bennet, 1966; Douglas, 1961;
Evans, 1964; Fordham, 1964). Seperti
halnya Freud dan Adler telah membuat orang lain
terdedikasi dengan karya mereka, Jung juga telah meninggalkan suatu warisan
terhadap pengikut yang setia. Beberapa
diantaranya yang sangat loyal padanya dan melanjutkan karyanya adalah Michael Fordham, Sir
Herbert Read, Gerhard Adler, Jolande Jacobi dan terutama sekretaris pribadinya,
Amiela Jaffe. Apakah psikologi Amerika
menganugerahi Jung banyak status atau menempatkannya
pada tempat terhormat, karyanya akan lanjut diteruskan oleh banyak orang lain. Pemeliharaan yang utama pada pusat psikologi
analitik diantara dua lembaga yang telah
dibangun dengan baik : Institut C.G. Jung
di Zurich, Switzerland
dan Bollinger Foundation, didirikan pada tahun 1941, yang meneruskan publikasi
karyanya melalui Princeton University Press.
Pada tanggal 6 Juni, 1961, Dr. Jung
meninggal di rumahnya di Kiisnacht, Switzerland, suatu sejarah tercatat oleh
seluruh dunia intelektual dengan penghormatan yang mendalam.
2.
LIBIDO DAN PRINSIP-PRINSIP DINAMIKANYA
Libido
Menurut Jung libido adalah suatu
daya hidup kreatif yang dapat diaplikasikan kepada pertumbuhan psikologis
berkelanjutan dari manusia. Di tahun-tahun awal kehidupan libido dihabiskan
hanya untuk makan, pembuangan dan seks, namun semakin kebutuhan ini terpuaskan,
energy libido mulai diarahkan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang lebih
filosofis dan spiritual.
Prinsip
Ekuivalensi
Adalah hukum pertama psikodinamika
yang menyatakan bahwa jumlah energy yang di sebuah sistem pada hakekatnya
tetap, dan jika sejumlah energy dihilangkan dari suatu bagian sistem, dia akan
muncul ditempat lain.
Prinsip
Entropi
Adalah hukum kedua psikodinamika
yang menyatakan bahwa sebuah kecendrungan selalu hadir demi menyetarakan jumlah
energy di sebuah sistem.
Prinsip
kebalikan
Prinsip ini menyatakan bahwa untuk
setiap tindakan akan muncul reaksi yang setara besaran kekuatannya dan
merupakan kebalikannya. Contoh ketika seseorang lebih menjadi maskulin, mau
tidak mau dia harus mereduksi aspek fiminim dari nya.
3.
KOMPONEN-KOMPONEN KEPRIBAADIAN
a.
Ego
Ego adalah di mana
kita dalam keadaan sadar, atau hidup di alam kesadaran. Ego tidak sama dengan
psikhe. Pengalaman sadar ego merepresentasikan hanya seporsi kecil kepribadian,
sedangkan psikhe mengacu ke semua aspek kepribadian baik yang sadar maupun
bawah-sadar, dan merupakan aspek yang lebih substansial bagi kepribadian.
b.
Bawah-Sadar Pribadi
Bawah-sadar
pribadi terdiri atas bahan-bahan yang awalnya disadari, kemudian direpresi atau
dilupakan, atau sejak awal memang tidak begitu jelas untuk bisa dicerap
kesadaran. Isi bawah-sadar pribadi ini disebut
dengan kompleks-kompleks. Kompleks adalah konstelasi ide-ide yang secara pribadi
mengganggu yang dikaitkan oleh nada perasaan-umum.
c.
Bawah-Sadar
Kolektif
Bawah-sadar
kolektif mencerminkan pengalaman-pengalaman kolektif yang dimiliki manusia di
masa lalu evolusinya atau kumpulan pengalaman nenek moyang dari jutaan tahun
lalu, gema kejadian-kejadian dunia prasejarah di mana setiap abad menambahkan
sejumlah kecil variasi dan perbedaan tanpa batas.
Pengalaman-pengalaman
moyang yang terdaftar di dalam psikhe ini disebut Jung memori-memori rasial,
gambaran-gambaran primordial, yang secara umum ia sebut dengan arketip.
Arketip
Adalah kecendrungan warisan untuk
merespon secara emosi ke aspek-aspek tertentu dunia. Semua arketif ini
membentuk isi bawah sadar kolektif. Arketipe terdiri dari :
Persona
Adalah aspek psikhe yang terlihat
karena seseorang menampilkan diri dihadapan public. Ia meliputi berbagai
peran yang harus dimainkan untuk
berfungsi di masyarakat. Jung menilai persona yang dinilai terlalu sebagai
inflasi persona. Jika persona dinilai kelewat tinggi ia akan mengorbankan komponen
yang lain.
Anima
Adalah komponen feminism psikhe pria
yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman yang dimiliki pria terhadap wanita
lewat eon-eon. Arketip ini memiliki dua tujuan :
1.
Menyebabkan
pria memiliki sifat feminism. Sifat feminism ini meliputi intuisi, kehalusan
budi, sentimentalitas dan dorongan berkelompok.
2.
Menyediakan
kerangka pemahaman bagi pria untuk menghadapi wanita.
Animus
Animus adalah komponen maskulin
psikhe pada wanita. Sifat-sifat maskulin seperti kemandirian, agresi,
kompetisi, dan petualangan. Dan juga sebagai kerangka untuk memandu cara
menjalin hubungan dengan pria.
Menurut Jung, pria yang terlalu
banyak mengekspresikan sisi feminism, atau wanita yang terlalu banyak mengekspresikan
sisi maskulinnya, bukanlah hal yang baik.
Shadow
Shadow adalah bagian terdalam dan
tergelap dari psikhe. Ia merupakan bagian dari bawah sadar kolektif yang
diwarisi dari moyang pra manusia dan mengandung semua instink hewani sehingga
manusia mempunyai kecenderungan kuat menjadi tidak bermoral, agresif dan penuh
hasrat. Shadow dimanifestasikan dan diproyeksikan kedunia secara simbolik
sebagai iblis, monster atau roh jahat.
Diri
Diri adalah komponen psikhe yang
berusaha mengharmoniskan semua komponen lain. Ia mempresentasikan perjuangan
manusia menuju kesatuan, keseluruhan dan mengintegrasikan kepribadian secara
total. Jika sudah tercapai individu dikatakan merah realisasi diri.
4. DINAMIKA KEPRIBADIAN
a.
Kausalitas dan teleology
Menurut Jung
motivasi lahir berasal dari mari lalu dan juga tujuan, kausalitas menyatakan
bahwa masa kini menyajikan kondisi pada saat ini dan dalam pengalaman yang
asli. Teleology manyatakan bahwa kejadian masa kini dimotivasi oleh tujuan dan
aspirasi akan masa depan yang secara langsung menentukan nasib seseorang. Jung
menyatakan bahwa perilaku manusia dibentuk oleh kedua factor kekuatan yaitu
kausal dan teleology dan bahwa penjelasan kausal haruslah seimbang dengan
penjelasan teleology.
b.
Progresi dan regresi
Untuk mencapai
realisasi diri orang harus mengadaptasi tidak hanya lingkungan luar mereka
tetapi juga dunia dalam diri mereka
sendiri. Adaptasi kepada dunia luar yang meliputi aliran keluar energy psikis
disebut progresi sedangkan adaptasi ke dalam bergantung pada energi yang
berlawanan disebut regresi. Progresi akan membuat manusia bereaksi secara
konsisten terhadap lingkungan sedangkan regresi adalah langkah mundur yang
diperlukan dalam sebuah perjalanan menuju kesuksesan.
c.
Sinkronisitas
Sinkronisitas
sebagai kebetulan yang bermakna, seperti ketika seseorang bermimpi tentang
temannya semalam lalu temannya itu datang besok siangnya, atau ketika seseorang
berfantasi tentang suatu kejadian dan kejadian itu sungguh terjadi tak lama
kemudian.
5. TIPE-TIPE PSIKOLOGIS
a. Sikap-Sikap
Sikap
adalah orientasi umum yang dapat diambil dari psikhe. Yaitu introversi dan
ekstraversi. Pribadi introver cenderung tenang, imajinatif dan lebih tertarik
pada ide daripada manusia. Pribadi ekstraver cenderung suka bersosialisasi,
berjalan-jalan keluar dan tertarik pada manusia dan kejadian di lingkungan.
b. Fungsi-fungsi Pemikiran
Ada empat
fungsi pemikiran yaitu cara psikhe mencerap dunia dan menghadapi informasi dan
pengalamannya.
1)
Mengindra. Mendeteksi kehadiran obyek. Mengindra
mengindikasikan ada sesuatu namun tidak mengindikasikan apakah itu
2)
Berpikir. Mengatakan apakah suatu obyek itu.
Berpikir memberikan nama dan kategori obyek yang diindra.
3)
Merasa. Menentukan apakah obyek bernilai. Berkaitan
dengan rasa suka dan tidak suka terhadap obyek tersebut.
4)
Mengintuisi. Menyediakan firasat tentang sesuatu
ketika informasi faktualnya tidak tersedia..
c. Delapan Tipe Kepribadian
1) Berpikir-Ekstrover
Individu
ini hidup berdasarkan aturan yang baku dan berharap setiap orang melakukan yang
sama. Mereka bisa menjadi sangat dogmatis dan dingin.
2) Merasa-Ekstrover
Individu
menghormati otoritas dan tradisi. Selalu ada upaya untuk menyesuaikan perasaan
dengan yang tepat untuk situasi tertentu sehingga perasaan individu sering
dimanipulasi.
3) Mengindra-Ekstrover
Tipe
ini pengkonsumsi semua hal yang bisa diperoleh lewat pengalaman indrawinya. Ia
seorang realis, dan peduli hanya ke fakta-fakta objektif. Ia menolak pemikiran
atau perasaan subjektif sebagai panduan hidup bagi dirinya dan orang lain.
4) Mengintuisi-Ekstrover
Tipe
kepribadian ini melihat ke luar realitas ribuan kemungkinan. Pengalaman baru
dicari dengan antusias, dikejar terus hingga implikasinya dimengerti, lalu
ditinggalkan. Sedikit saja perhatian kepada masalah kepercayaan dan moralitas
terhadap orang lain sehingga tipe ini sering dilihat orang tak bermoral dan
serampangan.
5) Berpikir-Introver
Individu
terlihat tidak fleksibel, dingin, arbitrer bahkan kejam. Ia akan mengikuti
pikiran-pikirannya sendiri tak peduli tidak konvensional atau berbahayanya bagi
orang lain. Dukungan dan pengertian dari orang lain kecil saja nilainya,
kecuali teman yang bisa memahami betul kerangka pikirnya, dinilainya tinggi
namun sayang, jumlahnya sangat sedikit.
6) Merasa-Introver
Individu
sering terlihat egois dan tidak simpatik. Motif dasarnya sulit dipahami orang
lain sehingga terkesan dingin dan menjarakkan diri. Tidak ada kebutuhan
mengesankan atau memengaruhi orang lain.
7) Mengindra-Introver
Tipe
ini banyak dimiliki seniman yang mengandalkan kemampuan indrawi untuk memberi
makna subjektif.
8) Mengintuisi-Introver
Di
tipe ini, implikasi-implikasi dari gambaran-gambaran mental internal
dieksplorasi besar-besaran. Tipe ini yang paling menutup diri, menjaga jarak
dan disalahpahami.
6. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
a. Kanak-kanak (Lahir – Remaja)
-
Awal periode merupakan pembelajaran bagaimana
berjalan, berbicara dan keahlian-keahlian lain bagi kelangsungan hidup.
-
Setelah tahun kelima, muncul aktivitas-aktivitas
seksual hingga puncaknya di masa remaja.
b. Dewasa Muda (Remaja – Usia 40)
-
Pembelajaran untuk berkarier, menikah, membesarkan
anak dan mencari jalan untuk berhubungan dengan kehidupan komunitas.
-
Individu cenderung pergi ke tempat-tempat lain,
energetik, impulsif dan penuh semangat.
c. Paruh Baya (Usia 40 – Usia Senja)
-
Individu lebih menjunjung nilai budaya, filosofis
dan spiritual.
-
Lebih banyak menyoroti hikmat dan makna hidup.
7. TEKNIK RISET JUNG
a. Pasien-pasien Psikotik
Jung
banyak mempelajari tentang psikhe para pasien psikotik selama bertahun-tahun di
Burgholzli. Pertemuan Jung dengan seorang pasien psikotik di tahun 1906 memberi
gambaran tentang psikhe dari individu yang terganggu mentalnya.
b. Analisis Mimpi Jung
Jung
melihat mimpi sebagai salah satu sumber informasi terpenting tentang pikiran bawah-sadar. Salah
satu fungsi terpenting mimpi adalah mengkompensasikan bagian-bagian psikhe yang
terabaikan.
8. IMPLIKASI BAGI BIMBINGAN KONSELING
No.
|
Konsep Teori
|
Implikasi
|
1.
|
Prinsip Dinamika
(Libido, prinsip ekuivalensi, prinsip entropi, prinsip kebalikan)
|
Dengan memahami
prinsip-prinsip tersebut konselor akan dapat memanfaatkan energy yang
dimiliki oleh konseli untuk memaksimalkan potensi positif yang dimiliki
konseli.
|
2.
|
Konsep tentang
progresi dan regresi
|
Dapat digunakan
untuk membantu siswa/individu agar memiliki kemampuan adaptasi yang baik
terhadap diri dan lingkungannya.
|
3.
|
Konsep tentang
sikap dan fungsi
|
Membantu konselor
untuk memahami dan mengenali tipe-tipe
psikologis siswa/individu menurut jenis sikap dan fungsinya.
|
4.
|
Tahap-tahap
perkembangan kepribadian
|
Memberikan
informasi kepada konselor untuk memahami perilaku siswa/individu sesuai
dengan usianya (TK, SD, SMP, SLTA dan pendidikan tinggi) serta mengarahkan
terbentuknya pribadi yang sehat dan mencapai realisasi diri.
|
5.
|
Konsep kausalitas
dan teleology
|
Manusia dipengaruhi oleh masa lalu serta
tujuan-tujuan yang ingin dicapai di masa depannya. Sehingga konselor untuk
memahami individu tidak cukup hanya melihat masa lalu tetapi juga melihat
aspirasi mereka dalam mencapai tujuan hidup yang merupakan usaha realisasi
dirinya dalam kehidupan. Konsep ini juga mendorong manusia untuk meyakini
konsep takdir.
|
6.
|
DAFTAR PUSTAKA
Feist. & Feist, G.J. 2014. Teori
Kepribadian (Theory of Personality (Ed.7). Jakarta : Salemba Humanika.
Olson, M.H
& Hergenhahn, 2013. Pengantar Teori-teori Kepribadian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
No comments:
Post a Comment