Wednesday 20 July 2016

FITRAH MANUSIA



FITRAH (POTENSI-POTENSI) MANUSIA
                           

A.    Pengertian Fitrah
Fitrah adalah unsur-unsur dan sistem yang dianugerahkan Allah kepada setiap manusia yang mencakup unsur jasmani, rohani, nafs dan iman.  Potensi iman dipandang sebagai dasar dan  inti karena jika iman seseorang telah berkembang dan berfungsi dengan baik, maka fitrah yang lain akan berkembang dan berfungsi dengan baik pula.
Fitrah jasmani merupakan aspek biologis yang dipersiapkan sebagai fitrah rohani, Fitrah rohani merupakan esensi pribadi manusia dan berada dalam materi dan alam imateri. Fitrah nafs merupakan paduan integral antara fitrah jasmani (biologis) dengan fitrah rohani (psikologis). Fitrah Iman berfungsi sebagai pemberi arah dan sekaligus pengendali bagi ketiga fitrah yang lain(jasmani, rohani dan nafs).
B.     Fitrah Iman
Kecenderungan berperilaku  positif pada manusia adalah merupakan aktualisasi fitrah iman yang ada pada setiap individu. Esensi fitrah pada manusia adalah iman dan takwa kepada Allah SWT.
Semua anak yang lahir selalu dengan fitrah iman baik pada anak orang yang beriman maupun anak-anak orang musyrik. Menjadikan anak beriman adalah lebih memungkinkan bagi orang tua maupun pendidik, sebab fitrah untuk beriman itu sudah ada pada setiap manusia sejak dalam kandungan, sedangkan fitrah untuk kafir itu tidak ada.
Fitrah iman yang tidak berkembang dengan baik mengakibatkan fitrah jasmani, rohani dan nafs tidak berkembang dan berfungsi dengan baik pula.
  
C.    Fitrah Jasmaniah
Seluruh sel dan jaringan yang ada dalam tubuh beserta perubahan-perubahan sel dan segala keistimewaannya yang membentuk manusia itu terjadi karena ciptaan Allah ,SWT.
Pendengaran,  penglihatan dan hati manusia merupakan ciptaan Allah SWT untuk kepentingan manusia supaya manusia memanfaatkan untuk memahami ilmu Allah dan ayat-ayatnya baik yang tertulis dalam kitab suci maupun fenomena yang ada disekitar manusia.
Pendengaran dan penglihatan manusia tidak akan berfungsi jika roh sudah tidak berada di jasad manusia. Juga pendengaran dan penglihatan manusa tidak akan berfungsi untuk memahami dan mendorong pada perbuatan dengan baik manakala : hati sudah menolaknya, merasa diri lebih hebat, terlalu mencintai kehidupan dunia, dan terlanjur dikunci mati hatinya oleh Allah SWT.
Fitrah jasmani yang dimiliki manusia selain pendengaran dan penglihatan adalah masalah penentuan jenis kelamin manusia. Penentuan jenis kelamin sepenuhnya adalah hak Allah SWT. Allah yang menentukan jenis kelamin manusia sesuai dengan kehendak-Nya.
Individu yang fitrah jasmaniahnya telah matang sebagai akibat kematangan fitrah iman, maka dampaknya bagi profil pribadi seseorang adalah sebagai berikut :
1.      Pendengaran dan penglihatannya bisa berfungsi dengan abik
2.      Mampu menjaga mulutnya dengan baik
3.      Mampu menjaga kemaluannya dengan baik
4.      Tidak melakukan perbuatan yang bisa membahayakan dirinya
5.      Tidak berlebihan dalam makan, minum, bekerja dan dalam aspek kehidupan.
6.      Berbusana sesuai dengan ketentuan Allah untuk mencari ridlo-Nya.
7.      Wanita tidak menampakkan perhiasannya kecuali kepada muhrimnya.
8.      Selalu menjaga kebersihan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak diridloi Allah. 

D.    Fitrah Nafs
Fitrah nafs memiliki tiga komponen yaitu kalbu, akal dan nafsu yang saling berinteraksi dan terwujud dalam bentuk kepribadian.
1.      Hati/qalb
Dalam arti fisik merupakan segumpal daging yang terletak pada dada sebelah kiri; sedangkan dalam arti nonfisik adalah roh, jiwa, atau akal.
Dari segi psikologi sufi hati memiliki empat stasiun :
a.       Dada mewadahi cahaya amaliah dari bentuk praktik setiap agama
b.      Hati yang mewadahi cahaya iman.
c.       Hati lebih dalam mewadahi cahaya ma’rifat atau pengetahuan akan kebenaran spiritual.
d.      Lubuk hati terdalam (lubb) mewadahi dua cahaya yaitu cahaya kesatuan dan cahaya keunikan yang merupakan dua wajah ilahi.
Beberapa hal yang menyebabkan hati menjadi lembut dan tenang yaitu  :
a.       Berdzikir kepada Allah akan menyebabkan hati manusia menjadi lebih tenang.
b.      Mendalami kandungan Al Qur’an menjadikan hati bertambah lembut
c.       Beriman kepada Allah secara benar mendatangkan ketenangan di hati.
Manusia yang berbuat maksiat mengakibatkan : lemahnya keinginan untuk berbuat baik, terbiasa berbuat dosa, eskalasi dosa, merusak hati, menutup hati, menimbulkan ketakutan di hati, sakit hati, dan membutakan mata hati.
Orang-orang yang hatinya bersih ditandai dengan : (a) akidah yang bersih (tidak syirik), (b) selalu bertaubat kepada Allah dan memelihara aturan-aturan-Nya, (c) selalu takut kepada Allah  meskipun ia tidak melihat-Nya, (d) mengagungkan syiar-syiar Allah, (e) bila disebut asma Allah, gemetarlah hatinya, (f) bersabar atas musibah yang menimpa dirinya, (g) mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizki yang Allah karuniakan kepadanya.

2.      Akal Pikiran (Al-‘Aqlu)
Allah menciptakan manusia memiliki potensi untuk bebruat baik dan buruk, dan menganugerahkan kepada manusia akal untuk memilih jalan yang benar, serta menganugerahkan pula kebebasan memilih apa yang dikehendakinya.
Penyebab akal berfungsi dengan baik :
a.       Memanfaatkan panca indera secara baik dan benar untuk memahami segala sesuatu.
b.      Memanfaatkan ilkmu yang telah dimilikinya.
c.       Memanfaatkan kejadian-kejadian yang ada dilingkungan sekitar sebagai bahan pemikiran.
d.      Memanfaatkan hati nurani dalam mengenali dan menilai segala sesuatu.
Penyebab akal tidak berfungsi dengan baik :
a.       Mengikuti tradisi padahal tradisi itu sebenarnya salah
b.      Tidak mau memanfaatkan alat-alat indra dengan baik dan benar
c.       Menyikapi kebenaran dengan senda gurau dan main-main
d.      Enggan menerima kebenaran dengan mencari alasan yang sebenarnya tidak masuk akal.
3.      Jiwa (Nafs)
Nafs dalam arti luas berarti diri atau individu dengan segala totalitasnya yaitu mencakup aspek jasmani, rohani, dan nafs. Sedangkan dalam arti sempit berarti jiwa. Dalam arti yang lebih sempit berarti sub aspek dari aspek kejiwaan berupa nafsu (keinginan atau kecenderungan) dan hawa nafsu.
Macam dan arah kecenderungan nafsu adalah : (a) nafsu amarah, (b) nafsu lawwamah, (c) nafsu muthma’innah.

E.     Fitrah Rohaniah
Allah meniupkan roh ciptaan-Nya setelah jasad terbentuk. Roh yang membuat manusia mengetahui rahasia yang tersembunyi dibalik masa maupun tempat, diluar kemampuan panca indera maupun otot.
Fungsi roh pada diri manusia adalah :
1.      Menjadikan manusia berbeda dari mahluk yang lain.
2.      Memberikan kepada manusia sifat-sifat kemanusiaan yang membuatnya unggul.
3.      Menghubungkan dan membuat manusia mampu berkomunikasi dengan Tuhannya
4.      Menjadikan manusia mampu melakukan lompatan dari alam materi  ke alam immateri.
5.      Membuat manusia mampu mengetahui rahasia yang tersembunyi di balik masa maupun tempat, diluar kemampuan panca indera maupun otot.
Agar ruh tetap suci dan berfungsi dengan baik maka manusia harus :
1.      Menjauhkan perbuatan jahat, keji, dan nista terutama yang berkaitan dengan faraj
2.      Menjauhkan perbuatan maksiat
3.      Tidak menyakiti orang (Al-baghyu)
4.      Tidak menyekutukan Allah (syirik), dan
5.      Tidak membuat-buat aturan yang seakan-akan dating dari agama padahal sebenarnya tidak.

F.     Kecenderungan dan Bawaan Manusia
Pada setiap diri manusia terdapat kecenderungan bawaan itu berupa kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading.
Kecenderungan manusia untuk mencintai wanita dan anak, menimbulkan kebutuhan individu untuk mencari pasangan kemudian menikah. Sesudah itu hidup berumah tangga sebagai suami isteri, sehingga diperoleh anak yang jelas nasabiahnya dan jelas pula siapa yang harus bertanggung jawab dalam penghidupan dan pendidikannya. Kecenderungan manusia kepada harta benda yang mendorong manusia untuk bekerja keras. Kecintaan manusia kepada kuda-kuda pilihan kalau pada jaman sekarang berkembang pada mobil mewah yang harganya ratusan juta sampai milyaran. Kecintaan pada binatang ternak dan sawah ladang
Karakteristik Manusia, Kelemahannya dan pengaruh Setan kepadanya

A.    Karakteristik Umum Manusia
Karakteristik Manusia Manusia berdasar ayat-ayat Al-Quran memiliki perbedaan dengan makhluk lain. Karakteristik itu adalah :
1.      Manusia diciptakan Allah terdiri dari dua unsure yang tidak bisa dipisahkan yaitu unsure jasmani dan  unsur rohani(roh illahi) yang tidak terdapat pada jin, iblis dan binatang..
Rohani merupakan esensi pribadi manusia dan berada dialam materi dan materi, ia lebih abadi dari jasmani, suci dan memperjuangkan dimensi-dimensi spiritual.
2.      Manusia sejak asal kejadiannya dilengkapi dengan fitrah beragama yaitu mengakui keesaan Allah dan tunduk kepada-Nya.
3.      Manusia diciptakan  Allah dilengkapi dengan akal pikiran yang memungkinkan manusia mampu membedakan antara yang benar dan salah, antara yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi dirinya.
4.      Diciptakan oleh Allah dilengkapi dengan hati nurani (fu’ad) dan qalb, tidak seperti hewan yang hanya dilengkapi dengan pendengaran dan penglihatan.
5.      Kemampuan manusia untuk mengetahui beberapa hal sangat terbatas, kecuali hanya sekedar tanda-tandanya.
6.      Tempat menetap manusia sebelum lahir ditulang sulbi ayah dan setelah lahir di bumi, tempat penyimpanan sebelum lahir di rahim ibu, dan setelah lahir di dunia kemudian mati tempat penyimpanannya di kubur sebelum menuju kehidupan di surga atau di neraka.
7.      Terhadap setiap individu ada dua malaikat yang selalu mengikuti secara bergiliran di depan dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perntah Allah.
8.      Gerak gerik manusia selalu diawasi dan dicatat oleh dua malaikat, baik itu perbuatan baik atau buruk.
9.      Setiap individu akan mendapatkan balasan dari apa yang mereka perbuat. 

B.     Kelebihan dan Kelemahan Manusia dan Solusinya
Beberapa karakter negative yang dimiliki oleh manusia adalah
1.      Melalaikan ajaran agama dan lebih cenderung memperturutkan hawa nafsu.
Untuk mengatasi hal tersebut seyogyanya setiap anak dikenalkan dan dibiasakan melaksanakan ajaran agama sejak dini, orang tua seyogyanya bisa menjadi teladan bagi anaknya, dan mencarikan lingkungan pergaulan yang baik, serta dalam setiap langkah manusia seyogyanya selalu mengingat aturan Allah.
2.      Makhluk yang lemah, terutama dalam menahan nafsu sahwatnya dan lemah pula dalam melawan hawa nafsunya. Wat melalui pernikahan dan melawan hawa nafsu dengan beribadah kepada Allah.
Untuk mengatasi masalah ini Allah telah mengatur penyaluran nafsu sah
3.      Cenderung nakal kepada Allah, jika ia bersedih cenderung mendekat kepada Allah, tetapi kalau sedang bergembira menjauhi Allah. Akibatnya ia kena perangkap setan.  Islam mengajarkan agar seseorang berdo’a dalam keadaan sedih maupun lapang, selalu berdzikir kepada Allah, dalam bermuamalah sesuai tuntunan Allah.
4.      Cenderung tergesa-gesa, hingga ia tidak bisa membedakan antara yang baik dan buruk, serta tidak sabar dalam menghadapi ujian dan menahan marah dalam kesulitan. Agar tidak terburu-buru sebaiknya ia memiliki keyakinan bahwa apa yang menimpa dirinya pasti ada izin Allah, dan apa yang diizinkan Allah pasti ada kebaikannya.
5.      Cepat berputus asa dan tidak berterima kasih.
Apabila manusia gagal dalam satu hal ia cenderung cepat berputus asa, padahal seharusnya ia bersabar dalam menghadapi kesulitan dan sederhana dalam kenikmatan. 
6.      Suka membantah dan mencari-cari alasan, meskipun dalam hal yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Islam mengajarkan agar apa yang diajarkan Al QUr’an cukup disambut dengan saya mendengar dan saya patuh, orang yang suka memperdebatkan Al Qur’an pasti akan menyesal di hari kiamat.
7.      Cenderung tamak, ingin memperoleh yang sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri. Islam mengajarkan umatnya agar sederhana dalam urusan harta, dan diingatkan pula selalu ada hak untuk orang lain di dalam rizki yang Allah karuniakan kepadanya.
8.      Cenderung kikir (bakhil). Sifat kikir adalah hasil rekayasa setan yang menakut-nakuti manusia kalau-kalau menjadi miskin jika bila ia suka member.
Guna mendidik manusia agar tidak kikir dan suka member, Islam mengajarkan umatnya untuk gemar berinfaq, shadaqoh dan zakat.  Kegemaran berinfaq, shadaqah dan zakat sebaiknya dilakukan sejak usia kanak-kanak,  dan tidak usah menunggu setelah berkecukupan atau kaya.
9.      Cenderung congkak (ghurur)
Kelebihan apapun yang dikaruniakan Allah kepada manusianya seyogyanya ia syukuri, bahkan kegagalan apapun harus disyukuri sebab kalau sukses bisa jadi justru tidak baik bagi pemohon. Oleh sebab itu perasaan lebih dibandingkan yang lain, dan lupa diri ketika memperoleh kenikmatan seyogyanya dihindari.
10.  Iri hati dan dengki
Iri adalah merasa tidak senang dengan kelebihan atau keberhasilan orang lain. Iri yang amat sangat bisa mendorong timbulnya perasaan marah atau dengki kepada orang yang tidak disukai. Orang yang dengki lebih senang melihat orang lain susah.

C.    Pengaruh Iblis dan Setan terhadap Tingkah laku Manusia
1.      Esensi Iblis dan Setan
Menurut Umar Hasyim Iblis adalah nenek moyang setan, sedang setan adalah segolongan jin yang tidak taat kepada Allah. M. Quraish Shihab menunjukkan setan memiliki kelebihan berupa : ketersembunyian, bisa masuk dalam diri manusia,  mampu mengubah diri dalam berbagai bentuk, sangat lihai, gigih, dan sabar, serta berkolusi dengan manusia.
2.      Latar Belakang Permusuhan Iblis terhadap Manusia
a.       Karena rasa takabur, iri dan dengki. Ia merasa diciptakan terlebih dahulu, adam baru kemudian; ia diciptakan dari api, Adam diciptakan dari tanah. Ia merasa lebih senior dan lebih baik.
b.      Perasaan iri dan dengki lantaran ia diusir dari surge, sementara Adam dan isterinya justru disuruh tinggal di surga.   
3.      Cara-cara Setan Menyesatkan Manusia
a.       Membelokkan manusia dari jalan yang haq ke jalan yang sesat, dari jalan yang diridloi Allah ke jalan yang dimurkai Allah.
b.      Mempengaruhi cara pandang manusia, yaitu benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar dengan berbagai alasan.
c.       Mendorong manusia berbuat kebajikan tetapi kemudian niat dan caranya dibelokkan hingga akhirnya manusia tidak mendapatkan apa-apa dari kebaikan yang dilakukan.
d.      Membangkitkan angan-angan kosong, termasuk didalamnya meminum khamr dan judi.
e.       Berlaku syirik, termasuk didalamnya mengkramatkan benda-benda tertentu yang dipandang bias mendatangkan berkah.
f.       Membanggakan keturunan sehingga akhirnya menjadi sombong dan lupa diri.
g.      Menjadikan maksiat indah dalam pandangan manusia, akhirnya manusia manusia tidak malu dan tidak merasa berat ketika melakukannya.
h.      Merubah ciptaan Allah, termasuk didalamnya membuat tato, mencabuti bulu alis, vasektomi, dan tubektomi.
4.      Karakteristik Manusia yang mudah dan tidak mudah disesatkan oleh Setan.
Allah telah melengkapi manusia dengan potensi yang menjadikan siapa di antara mereka yang mengikhlaskan diri kepada Allah dan membentengi dirinya dengan ketakwaan, maka iblis dengan segala tentara dan kemampuannya tidak akan mungkin dapat menyesatkannya. Keikhlasan dan ketaqwaan kepada Allah dapat diibaratkan sebagai imunisasi yang mengakibatkan kekebalan tubuh dalam menghadapi virus serta kuman-kuman penyakit. Allah telah membekali manusia dengan potensi untuk berbuat baik dan buruk, yaitu berupa akal sehat, peringatan-peringatan melalui para rosul, dan telah memberikan tuntunan dan pedoman berupa agama. Manusia juga diberi potensi menerima petunjuk dan kesesatan, kebaikan dan keburukan, dan beri kemampuan untuk memilih salah satunya.
5.      Pengaruh Maksiat terhadap Kehidupan Individu dan Sosial.
Perbuatan maksiat bisa mengakibatkan :
a.       Datangnya azab bagi pelaku dan masyarakat sekitarnya
b.      Menjadi penghalang masuknya ilmu
c.       Menjadi penghalang datangnya rizki
d.      Menjadikan pelakunya terasing dengan Allah dan rosulnya
e.       Allah akan mempersulit urusannya
f.       Kegelapan pada hatinya yang menyebabkan pelakunya jatuh ke dalam bid’ah, kesesatan, dan hal-hal yang menghancurkan.
g.      Pelakunya berat melakukan ketaatan pada Allah
h.      Kehilangan berkah dalam umurnya
i.        Melemahkan keinginan untuk berbuat baik pada pelakunya.
j.        Mendorong pelakunya melakukan perbuatan maksiat lainnya.
k.      Keinginan bertaubat semakin lemah
l.        Kehinaan dihadapan Allah dan manusia
m.     Memandang remeh pahala maupun dosa
n.      Merusak dan menutup hati pelakunya
o.      Mendapatkan laknat rosulullah
p.      Memadmkan ghirah
q.      Menghilangkan rasa malu
r.        Melemahkan hati dalam mengagungkan Allah
s.       Menghilangkan wibawa pelakunya hingga setan dan manusia pun melecehkan
t.        Hilangnya sikap ikhsan pada pelakunya
u.       Menjadi pintu masuk kesedihan
v.      Mengubah ridlo Allah menjadi musibah
w.    Menimbulkan sakit hati
x.      Membutakan hati dan memadamkan cahayanya
y.      Menggiring pelakunya ke dalam penjara setan
z.       Menghapuskan berkah rizk, berkah ilmu, dan berkah amal.
aa.   Melemahkan nafsu muthmainah dan menguatkan nafsu ammarah.


MUSIBAH DAN AJAL MANUSIA SERTA PERSIAPAN UNTUK MENGHADAPINYA

A.    Musibah yang menimpa manusia
1.      Esensi Musibah
Thabataba’I merumuskan pengertian musibah sebagai kejadian apa saja yang menimpa manusia yang tidak dikehendaki. Musibah dapat berupa sakit, rugi dalam usaha, kehilangan barang, kehilangan anggota keluarga, terkena bencana alam, wabah penyakit dan kiamat.
2.      Status Musibah
Musibah dapat dikelompokkan menjadi tiga :
a.       Musibah sebagai balasan atau hukuman dari kesalahan yang diperbuat manusia sebagai akibat dari tidak mengikuti petunjuk Allah.
b.      Musibah sebagai teguran atau peringatan agar manusia kembali ke jalan yang diridloi Allah.
c.       Musibah sebagai ujian dari Allah untuk meningkatkan kesabaran dan ketakwaan manusia kepada-Nya.


3.      Bentuk-bentuk ujian dan tujuan Allah menguji manusia
Bentuk-bentuk ujian dari Allah sebagai berikut : dengan perintah dan larangan, dengan kebaikan dan keburukan, dimuliakan dan diberi kesenangan, dibatasi rezekinya, dengan ketakutan, kelaparan, dikurangi harta, jiwa dan penghasilan, dengan derajat dan kedudukan, diguncangkan hati dengan gunjangan yang sangat, dengan kenikmatan dunia, dengan sesame manusia, dihadapkan dengan kekuatan yang lebih besar, tindakan aniaya dari orang dzalim, fitnah dari keluarga dan orang-orang yang dikasihi, terasing dilingkungan masyarakatnya, dan nafsu syahwat yang selalu mendorong untuk mendapatkan kenikmatan.
Tujuan Allah menguji manusia adalah agar Allah mengetahui : siapa yang sungguh dan yang sabar, siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang dusta, siapa yang taat dan tidak taat kepada-Nya, dan siapa yang terbaik amalannya.  Dan tujuan akhir dari semua tujuan itu adalah untuk mempersiapkan manusia memikul beban atau amanat membangun  dunia, membimbing manusia, dan menegakkan kalimah Allah.
4.      Tuntunan Islam dalam menghadapi ujian
Tuntunan Islam dalam menghadapi ujian :
1.      Mengucapkan Inna lillahi wainna ilaihi roji’un
2.      Senada dengan bacaan diatas mengucapkan Inna lillahi wainna ilaihi roji’un, allahumma’jurni fi musibati waakhlafli khoiron minha
3.      Hendaknya diterima dengan ikhlas dan sabar, sebab dibalik musibah bisa jadi ada manfaat atau hikmah bagi diri atau keluarga.

B.     Ajal Manusia
1.      Esensi ajal atau kematian
Ajal adalah batas akhir kehidupan. Maut adalah pemutus tali persaudaraan, perampas anak cucu dari orang tuanya, sesuatu yang datang membawa petaka, kemudian membenamkan manusia dalam lorong kegelapan. Kematian bisa menjadi guru yang bisu yang bisa menasehati manusia lewat kejadian yang nyata.
Setiap yang berjiwa akan mengalami kematian. Allah yang menciptakan manusia dan Allah pulalah yang menentukan batas akhir kehidupan.
Dihadapan manusia, semua yang telah mati itu sama artinya terputuslah segala amalnya, kecuali (a) orang yang mati dijalan Allah, dan (b) orang yang ketika masih hidup melakukan tiga hal : 1. Shadaqoh jariyah, 2. Menyampaikan ilmu yang bermanfaat, 3. Atau memiliki anak yang soleh yang mau mendo’akan.
2.      Sikap Manusia terhadap kematian
Kecenderungan manusia adalah lari dari kematian, tetapi lari darinya merupakan pebuatan yang sia-sia sebab kematian pasti dating menghampiri pada saat dan tempat yang manusia tidak mengetahui secara pasti.
3.      Tanda-tanda usia senja
1.      Tulang punggung bungkuk padahal sebelumnya lurus
2.      Rambut memutih yang sebelumnya hitam
3.      Mulai terasa lemah, padahal sebelumnya kuat
4.      Suara gemetar paahal sebelumnya lantang
5.      Penglihatan kabur, padahal sebelumnya terang
6.      Dahulu penuh harapan, tetapi akhir-akhir ini sering putus asa.
4.      Hal-hal yang perlu dipersiapkan manusia dalam menghadapi kematian
Sebelum ajal tiba Allah mengingatkan kepada manusia supaya : (1) memeriksa bekal apa yang telah dimiliki ketika saatnya kembali kepada Allah, (2) bekal ketika kembali adalah takwa kepada Allah, (3) tidak menyembah kepada selain Allah, (4) selalu memohon ampun dan bertaubat, (5) tetap memeluk agama Islam hingga kematian dating, (6) ketika terasa akan meninggal supaya berwasiat kepada kedua orang tua atau kaum kerabat.
5.      Beberapa wasiat akhir hayat
a.       Setiap saat hendaknya melakukan muhasabah
b.      Berupaya untuk selalu beagama Islam hingga mati
c.       Jauhilah perbuatan syirik
d.      Jangan jadikan makam sebagai berhala meskipun itu makam rosulullah
e.       Jagalah shalat dan hamba-hamba sahayamu
f.       Abu bakar Asshiddiq menjelang ajalnya berwasiat kepada putrinya supaya nanti mengkafaninya dengan kain sprei yang using.
g.      Dan beberapa sahabat berwasiat sebelum ajal menjemput mereka.



DAFTAR PUSTAKA

Sutoyo, Anwar, 2015. Manusia dalam Perspektif Al Qur’an. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

No comments:

Post a Comment