Studi Kasus Orang Yang
Sukses dalam Hidupnya
1. CHAIRUL TANJUNG
Tidak
hanya sekali atau dua kali saya mendengar kisah perjalanan hidup seseorang
hingga bisa sukses, karena orang-orang sukses itu dalam hidupnya selalu
memuliakan orangtuanya, terutama Ibunya. Padahal kalau kita lihat sepintas
lalu, Ibu tidak terlalu ikut berkecimpung aktif dalam usaha atau perusahaan
anaknya, dan sepintas lalu, peran Ibu kadang tidak terlalu terlihat secara fisik
atau secara materi dalam mengembangkan usaha anaknya.
Namun
kenapa banyak orang-orang sukses yang mengakui bahwa Ibunya adalah inspirasi
dan motivasi dalam kesuksesan hidupnya? Kenapa orang-orang sukses itu sangat
memuliakan Ibunya?
Jawaban
dari semua itu karena orang tersebut telah memahami dan mendalami arti dan
makna dari iman dan taqwa. Dia telah dapat menjalankan dengan baik segala
Perintah-Nya, serta menghentikan semua Larangan-Nya. Dan terutama bagi Muslim,
mereka selalu mendalami, mengikuti dan menjalankan perintah yang ada di dalam
Al Qur’an dan Hadist dari Rasulullah
Muhammad SAW.
“Karena begitu mulianya posisi seorang ibu,
maka pantas saja ada sebuah pepatah yang mengatakan: “Surga berada di bawah
telapak kaki ibu”. Allah SWT menyampaikan Firmannya tentang derajat kemuliaan ibu dan bapak (orang
tua) yang ada dalam Kitab Suci Al Qur’an (QS Luqman: 14). Rasulullah SAW ketika
menjawab pertanyaan dari seseorang tentang urutan siapa-siapa saja orang yang
harus dihormati dan dimuliakan di dunia ini, seperti uraian tanya jawab berikut
ini:
Siapa
saja orang paling berhak aku patuhi (hormati) ya Rasul?
Rasulullah
menjawab: “Ibumu”
Sesudah
itu siapa lagi ya Rasul? Jawab Rasulullah: “Ibumu”
Sesudah
itu siapa lagi ya Rasul? Jawab Rasulullah: “Ibumu”
Sesudah
itu siapa lagi ya Rasul? Jawab Rasulullah: “Bapakmu”
Dari
uraian tanya jawab di atas, terlihat begitu tingginya derajat dan kemuliaan
seorang ibu, bahkan melebihi bapak. Terlihat dari urutan 1. Ibu, 2. Ibu, 3. Ibu
lagi, dan bapak di urutan nomor 4. Untuk itu sebagai bahan evaluasi dan
renungan untuk kita bersama, termasuk juga bagi penulis, apakah kita sudah
berbakti dan mengabdi kepada ibu bapak kita? Apakah kita sudah selalu
mengirimkan doa kepada ibu bapak kita, baik yang masih hidup, maupun ibu bapaknya
yang sudah meninggal?”
Nah,
sebagai salah satu contoh pengalaman orang yang sukses karena baktinya kepada
Ibu mungkin seorang Chairul Tanjung, Pemilik (CEO) utama CT Corp atau Trans TV
Corporation yang kita kenal sebagai seorang pengusaha sukses, dan namanya sudah
mendunia, menjalankan Firman dan Hadist di atas dalam memuliakan Ibunya. Hal
itu terlihat dari sikapnya kepada Ibunya saat acara peluncuran otobiografinya
di Trans Convention Hall, Bandung.
Seperti
yang diberitakan Kompas, (30/6/12). “Chairul Tanjung tak kuasa menahan air mata
saat naik ke atas panggung dalam peluncuran buku otobiografinya, Chairul
Tanjung si Anak Singkong, Sabtu (30/6/2012) malam di Trans Convention Hall,
Bandung, Jawa Barat. Buku otobiografi tersebut antara lain mengangkat peran
Halimah, ibu Chairul, dalam lembaran hidupnya.
Nah,
dari contoh pengalaman hidup seorang Chairul Tanjung, pengusaha sukses yang
sangat memuliakan Ibunya, maka dapat kita petik hikmah dan inspirasi positif
dari cara-cara beliau memperlakukan Ibunya.
Jadi
kesuksesan seorang anak sangat berhubungan dengan ridlo kedua orang tua
terutama ibu sebagaimana sabda rosulullah SAW, Ridlonya Allah tergantung dari
ridlo kedua orang tua dan murkanya Allah tergantung murkanya kedua orang tua.
2.
Bahrul Fuad
Kondisi
fisik yang terbatas tidak membuat seseorang menyerah, salah satunya adalah
Bahrul Fuad alias Cak Fu. Terlahr seperti anak-anak lainnya, Cak Fu mulai
merasakan perbedaan dengan yang lainnya ketika berusia lima tahun. Ia divonis
menderita cerebral palsy dan satu kakinya terpaksa diamputasi. Pada mulanya ia
sedih dengan kondisinya. Namun, seiring perjalanan hidupnya ia justru mampu
menyelesaikan pendidikan tingkat master di negeri Kincir Angin Belanda dengan
beasiswa, dan saat ini dia sedang menyelesaikan Studi S3nya di UI dan tercatat
sebagai salah satu staff di Universitas Indonesia.
Cak Fu
lahir di desa Klenderan Plosok Klaten Kediri 17 Agustus 1975. Ia adalah anak
pertama dari tiga bersaudara. Keluarganya berlatar belakang guru madrasah. Dia menyelesaikan pendidikan S1nya di
Universitas Darul Ulum Jombang.
Ia
adalah pria yang penuh percaya diri dan bersemangat tinggi. Bahkan, seorang
pejuang.dia tidak pernah merasa minder dengan kecacatan tubuhnya.
Semangat
dan kepercayaan tinggi yang dimiliki oleh cak Fu tidak bisa lepas dari peran
orang tuanya. Dia berasal dari keluarga
guru, mereka ngerti tentang pendidikan. Orangtuanya menerimanya dengan
jujur, apa adanya seperti anak lain. Orangtuanya bisa membangun kepercayaan
diri Cak Fu dengan baik. Masa kecilnya dia terbiasa bermain dengan anak-anak
yang normal, dia bermain bola, bedil-bedilan, jumpritan, dan mainan yang lainnya. Orang tuanya
juga memarahinya ketika melakukan kesalahan.
Pada
awalnya orangtua Cak Fu pun ingin merubah kondisi Cak Fu, terutama ayahnya. Cak
Fu sempat dibawa ke dukun, kyai, orang pinter, dan juga ke dokter. Malah, saat
usianya 4 tahun, oleh salah seorang dukun, Cak Fu pernah disuruh makan gotri
(roda gigi sepeda berukuran kecil seperti kelereng). Dengan berproses akhirnya orang tua cak Fu
bisa menerima apa adanya kondisi Cak Fu dan mendidik Cak Fu dengan baik. Bagi
seorang ibu, melahirkan anak cacat itu sangat berat. Jujur saja, keluarga dan
masyarakat masih menganggap kecacatan itu sebagai aib. Ibu Cak Fu selalu berdoa
dan selalu yakin bahwa Allah itu ndak sare (tidak tidur). Bahkan saat Cak
Fu dikuliahkan, ibunya diejek sama Pak Lik . Ibunya cuek saja. Ibu Cak
Fu ingin merubah cara pandang masyarakat. Ibuku berprinsip, anaknya ini tidak
boleh menjadi hinaan orang. Ibu akan buktikan pada orang-orang bahwa anak ibu
ini akan jadi orang. Ibunya selalu berbicara
seperti itu.
Karena
suka dukanya menjadi orang cacat itulah Cak Fu ingin berjuang untuk
kawan-kawannya sesama penyandang cacat. Selama ini kebanyakan orang cacat di
Indonesia merasa minder, karena mereka merasa ditolak. Semua orang cacat
dianggap tidak mampu memiliki potensi lain. Orang buta misalnya, akhirnya hanya
dilatih untuk menjadi tukang pijat, atau pembuat kerajinan tangan saja. Padahal
banyak teman Cak Fu disini sesama penyandang cacat yang sukses mendapat
beasiswa PhD. Bahkan Profesor Ayub dari Temple University India yang pakar
studi Islam itu pun seorang tuna netra.Kecacatan itu seharusnya dilihat sebagai
sebuah realita, layaknya hidung pesek atau rambut pirang. Kecacatan merupakan
keragaman, kebesaran Allah. Hingga saat ini, masyarakat Indonesia tidak
mendidik orang-orang cacat untuk menerima kecacatannya sebagai sebuah realita.
Mestinya, masyarakat yang harus ditata. Seperti halnya di negara-negara maju,
orang cacat bisa hidup setara, dalam artian aku cacat, aku butuh ini, maka aku
dapat ini.
Ada
sebuah cita-cita mulia yang hendak diperjuangkannya. Cak Fu ingin menciptakan
sebuah tatanan masyarakat yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
semua elemen masyarakat, termasuk penyandang cacat, untuk berpartisipasi dalam
aktifitas di masyarakat.
Dari
sepenggal kisah dari Cak Fu memberikan kita pemahaman akan arti penting dari
sebuah motivasi dan semangat pantang menyerah. Dia berusaha untuk tidak pernah
berputus asa akan rahmat Allah. Ketegaran dan semangat yang dia miliki tidak
bisa lepas dari nilai iman dan taqwa yang terpatri di dadanya.
Dan yang
juga tidak kalah penting dari itu semua adalah pendidikan yang senantiasa
ditanamkan oleh ibunya untuk menanamkan rasa percaya diri pada diri Cak Fu. Dan
doa yang selalu terucap dari bibir Ibunya untuk kesuksesan anaknya.
Ini
adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh
ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya menjadi
sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa orang tua adalah doa yang
mudah diijabahi. Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup
doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya. Jika orang tus mendoakan jelek
pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga orang tua mesti hati-hati
dalam mendoakan anak.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ
فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga doa
yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang
bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no.
1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ
الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Tidak
doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa
seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani
mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As
Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan
umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada
anaknya.
Studi Kasus Orang Yang
GAGAL dalam Hidupnya
Aku
adalah seorang pemuda yang memiliki kehidupa normal, aku bekerja di salah satu
bank di kotaku, aku memiliki jabatan yang lumayan dengan gaji yang mencukupi
untukku. Karierku bagus, dan sebentar lagi aku akan dipromosikan untuk menjadi
salah satu manajer area di kota sebelah.
Beberapa
bulan kemudian, aku menikahi seorang wanita cantik, dia adalah wanita yang aku
idam-idamkan dari dulu, wajahnya cantik, tubuhnya bagus, bersih, wangi, dan
sifatnya yang penurut membuatku memilihnya. Pernikahan kami berlangsung dengan
bahagia, banyak tamu undangan yang datang ke pesta pernikahanku, mereka
mendoakan kami menjadi sepasang pengantin yang bahagia.
Setelah
beberapa tahun menikah, kami dikaruniai seorang anak kecil yang lucu, dia
adalah anak pertamaku bersama istri yang aku cintai ini. Kehidupan kami sangat
bahagian saat itu, pekerjaanku lancar dan kini aku sudah menjadi seorang
manajer bank, lalu aku beserta anak dan istriku menempati rumah dinas yang
diberikan oleh pihak bank, kami memiliki kendaraan roda dua dan sebuah mobil
yang membuat kami semakin nyaman menikmati hari-hari kami.
Kebahagiaan
kami ternyata tidak berjalan selamanya, berawal dari masalah di tempat kerjaku,
karena ada salah satu nasabah yang marah-marah karena merasa ditipu oleh salah
satu staf yang aku pimpin, kehidupanku yang tenang akhirnya goyah. Suatu malam
pikiranku sangat rumit, banyak sekali masalah yang aku hadapi dari kantorku,
ditambah dengan istriku yang sedang cerewet karena jatah uang yang aku berikan
kurang, maklum akhir-akhir ini penghasilanku berkurang karena target di kantor
tidak tercapai. Malam itu aku mencoba menenangkan diri, keluar ke salah satu
warung kopi, aku sengaja ikut berkumpul dengan para pemuda di sekitar tempat
tinggalku, itung-itung mendekatkan diri dengan para tetangga. Sesampainya di
warung kopi, saya disambut oleh para pemuda, saya menyalami mereka dan
mereka sangat akrab dengan saya, entah kenapa saya sendiri heran dengan mereka
yang sangat akrab padahal saya jarang bertemu dengan mereka. Saya memesan satu
gelas kopi hitam di warung itu, saya menikmati malam dengan para pemuda yang
sedang asyk begadang, ah sedikit terlupa tentang masalah yang sedang saya
hadapi akhir-akhir ini. Ketika kopi saya habis, tiba-tiba salah satu pemuda
mengeluarkan minuman keras yang sedari tadi disimpannya, mereka asik menenggak
minuman laknat tersebut, saya yang memang tak pernah minum akhirnya memilih
untuk pulang.
Malam
berikutnya, saya datangi lagi warung itu untuk sekedar meminum kopi dan ngobrol
dengan para pemuda, yah mungkin itu adalah pelarian saya dengan masalah hidup
yang saya hadapi saat ini. Kembali mereka mengeluarkan minuman keras, yah itu
seakan menjadi kebiasaan para pemuda ketika malam datang, namun mereka tidak
pernah menawarkannya kepada saya karena mereka tahu saya bukan seorang peminum.
Hari berikutnya saya seakan sudah mencapai puncaknya, dengan masalah di kantor
yang semakin parah, istri yang terus ngomel, dan anak yang menangis terus entah
karena apa, malam itu saya menuju warung kopi itu lagi, namun kali ini saya tidak
memesan kopi, entah setan apa yang sedang ada di dalam diri saya, saat itu saya
meminta minuman keras yang dibawa oleh para pemuda di sana, saya mabuk dengan
para pemuda kala itu, saya menikmati minuman itu dan melupakan segala masalah
hidup saya.
Dari
pengalaman pertama kali saya menenggak minuman jahanam itu, akhirnya kegiatan
itu seakan menjadi rutinitas yang saya nikmati, akhirnya saya tidak pernah
tidur di rumah, karena saya lebih senang menghabiskan malam dengan menikmati
minuman keras bersama para pemuda, saya sudah tidak peduli lagi dengan
pekerjaan dan keluarga saya, yang ada di otak saya saat itu adalah minum dan
lupakan semuanya. Hingg pada suatu malam ketika saya dan teman-teman seangkatan
pemabuk sedang tinggi karena minuman keras, tiba-tiba datang serombongan polisi
yang menggrebek tempat kami, mereka menangkap kami satu per satu, karena saat
itu kami sedang mabuk maka tidak ada tenaga untuk melarikan diri.
Alhasil
karena perbuata bodoh saya itu, kini saya berada di dalam penjara, dan saya dipecat
dari pekerjaan saya, lalu istri saya membawa anaknya pergi kembali ke rumah
orang tuanya, dia malu karena suaminya menjadi seorang napi, dan beberapa
minggu yang lalu, istri saya meminta cerai kepada saya. Hidup saya hancur,
pekerjaan saya hancur, keluarga saya hancur, itu semua karena saya yang terbuai
dengan minuman keras, saya yang bodoh dengan meninggalkan masalah dan
menganggap masalah itu akan selesai dengan minuman keras. Kini saya harus
menjalani masa hukuman saya di penjara, dengan harapan suatu ketika saya akan
keluar dan memulai hidup dari 0 lagi.
Analisis
Hukum minum-minuman keras atau khamr adalah haram, dan
termasuk perbuatan yang tergolong dosa besar. Firman Allah swt dalam S. Al
Maidah 90 :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) arak, berjudi
berkorban untuk berhala, mengadu nasib dengan anak panah adalah pebuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah : 90)
Hadis riwayat
Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Setiap minuman yang
memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram. Barang siapa
minum khamar di dunia lalu ia mati dalam keadaan masih tetap meminumnya
(kecanduan) dan tidak bertobat, maka ia tidak akan dapat meminumnya di akhirat
(di surga). (Shahih Muslim No.3733)
Jika
seseorang minum minuman keras, zat yang memabukkan dalam minuman keras itu ada
dalam darah dan baru hilang setelah 40 hari artinya sejak minum sampai 40 hari
kedepan orang itu dalam keadaan kafir dan akan masuk neraka jika mati pada saat
itu kecuali orang tersebut bertobat sebelum mati. Hal ini dapat dimengerti
karena minuman keras itu masih ada dalam darah orang tersebut sampai 40 hari
lamanya juga diterangkan dalam Hadist Nabi SAW yaitu:
Dari
Ibnu Umar ra. berkata, Siapa yang meminum khamar meski tidak sampai mabuk,
tidak diterima shalatnya selagi masih ada tersisa di mulutnya atau
tenggorokannya. Apabila dia mati maka dia mati dalam keadaan kafir. Bila sampai
mabuk, maka tidak diterima shalatnya 40 malam. Dan bila dia mati maka matinya
kafir.(HR An Nasai).
Jadi
meminum minuman keras itu lebih besar madhotornya daripada manfaatnya. Banyak
kejahatan-kejahatan lainnya muncul karena kebiasaan meminum minuman keras.
Sehingga Allah SWT melarang melakukan perbuatan meminum minuman keras.
Sebut
saja namanya Ahong, dia adalah pemilik salah satu toko besar di kotaku, dari
tokonya itu dia menjadi orang yang cukup kaya raya, mobilnya ada 3, rumahnya
besar dan mewah berisi perabotan yang mahal, istrinya selalu memakai perhiasan
kalau keluar rumah, anak-anaknya bersekolah di sekolahan yang mahal dan
terkenal, hidupnya seperti seorang kaya yang membuat tetangganya mengaguminya.
Namun
kebahagiaan keluarga itu tak berlangsung selamanya, hal itu bermula ketika
salah satu sahabat Ahong di bangku SMA datang ke rumahnya sekedar ingin melepas
rindu setelah lama tak bertemu. Dari sahabatnya itu, ahong diajari tentang judi
bola di internet, walau awalnya enggan mengikutinya namun sahabatnya itu terus
mengajaknya dan mengiming-imingi hasil yang luar biasa kepada ahong. Sahabatnya
itu menunjukkan hasil dari judi yang selama ini dia jalani, katanya hanya modal
beberapa juta aja buat masang taruhan, maka besoknya bisa dapat uang ratusan
juta. tentu saja ahong tertarik ketika mendengar uang yang banyak, namanya
pengusaha yah gitu, yang tadinya gak mau, setelah diperlihatkan keuntungan yang
banyak ya akhirnya tergiur juga.
Dari
situ mulailah Ahong berkecimpung dalam dunia judi bola, awalnya ahong memasang
taruhan yang kecil, hanya beberapa ratus ribu saja dia pasang, dan besoknya
ternyata ahong menang dan mendapatkan keuntungan dari hasil judinya itu sebesar
10 juta. Hal itu membuat ahong semakin berani untuk berkecimpung dalam dunia
perjudian, taruhannya semakin besar, dan dia semakin malas mengurusi usahanya
karena ahong menganggap hasil dari berjudi lebih besar dan lebih cepat
mendapatkan untung.
Kehidupan
Ahong mulai berubah drastis, dia sudah tidak lagi mengurusi usahanya, kini dia
hanya menjadi pecandu judi dan harapan-harapan tinggi dengan nilai taruhannya
itu. Hal tersebut membuat hubungan keluarganya berantakan, istrinya tak setuju
dengan kelakuan ahong yang suka berjudi, anak-anaknya pun benci dengan kelakuan
ahong, namun hal itu tak pernah dia gubris.
Ahong
mulai mengalami banyak kekalahan dalam berjudi, dia mulai kehabisan modal dan
bukannya menyerah, dia malah semakin penasaran dan tertantang untuk mengikuti
judi itu. Akhirnya mobilnya dijual untuk modal berjudi, kalah dan kehabisan
modal, dia juga menjual mobil keduanya, walau kalah dan kehabisan modal, dia
tetap tak menyerah, hingga kejadian ini terus berlanjut dan tanpa disadari
usaha ahong mulai hancur, hutangnya menumpuk, dan harta bendanya sudah habis
dijual untuk modal berjudi.
Sampai
akhirnya Ahong benar-benar hancur, pagi itu beberapa rentenir dengan para debt
kolektor yang berbadan tegap layaknya preman datang ke rumahnya, ahong di usir
dari rumahnya itu karena tidak mampu membayar hutang yang semakin menumpuk dan
bertambah banyak dengan bunganya. Ahong dan keluarganya diusir dari rumahnya,
mereka sudah tak memiliki apapun saat itu karena usahanya juga sudah gulung
tikar, kini mereka jatuh miskin dan kembali pulang ke rumah orang tuanya untuk
numpang berteduh.
Setelah
kehancuran itu, istri ahong memilih untuk menceraikan suaminya itu,
anak-anaknya mengikuti ibunya, dan ahong kini hidup miskin dan hanya bergantung
kepada orang tuanya, dia sangat menyesal dengan perilaku buruknya yang suka
berjudi, namun mau bagaimana lagi karena penyesalannya itu sudah terlambat dan
hidupnya sudah hancur.
Sumber :
ANALISIS
Dalam al-Qur'an, kata maysir disebutkan
sabanyak tiga kali, yaitu dalam surat al-Baqaraħ (2) ayat
219, surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan ayat 91. Ketiga ayat ini
menyebutkan beberapa kebiasaan buruk yang berkembang pada masa jahiliyah, yaitukhamar, al-maysir, al-anshâb (berkorban
untuk berhala), dan al-azlâm (mengundi nasib dengan menggunakan
panah).
Penjelasan tersebut dilakukan dengan
menggunakan jumlah khabariyyah dan jumlah insya`iyyah.
Dengan penjelasan tersebut, sekaligus al-Qur'an sesungguhnya menetapkan hukum
bagi perbuatan-perbuatan yang dijelaskan itu. Di dalam surat al-Baqaraħ
(2) ayat 219 disebutkan sebagai berikut:
يسألونك عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع
للناس وإثمهما أكبر من نفعهما ويسألونك ماذا ينفقون قل العفو كذلك يبين الله لكم
الآيات لعلكم تتفكرون
Mereka bertanya kepadamu
tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang
besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
Sehubungan dengan judi, ayat ini
merupakan ayat pertama yang diturunkan untuk menjelaskan keberadaannya secara
hukum dalam pandangan Islam. Setelah ayat ini, menurut al-Qurthubiy kemudian diturunkan ayat yang terdapat di
dalam surat al-Ma'idah ayat 91 (tentang khamar ayat ini merupakan
penjelasan ketiga setelah surat al-Nisa` ayat 43). Terakhir Allah
menegaskan pelarangan judi dan khamar dalam surat al-Ma'idah ayat 90.
Al-Thabariy menjelaskan bahwa "dosa besar" (إثم كبير)
yang terdapat pada judi yang dimaksud ayat di atas adalah perbuatan judi atau
taruhan yang dilakukan seseorang akan menghalangi yang hak dan, konsekwensinya,
ia melakukan kezaliman terhadap diri, harta dan keluarganya atau terhadap
harta, keluarga dan orang lain.
Dari kisah
diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah akan
dapat menghancurkan kehidupan pribadi maupun keluarga.
No comments:
Post a Comment