Wednesday 20 July 2016

Studi Kasus Orang Yang Sukses dan gagal dalam Hidupnya



Studi Kasus Orang Yang Sukses dalam Hidupnya

1.    CHAIRUL TANJUNG

Tidak hanya sekali atau dua kali saya mendengar kisah perjalanan hidup seseorang hingga bisa sukses, karena orang-orang sukses itu dalam hidupnya selalu memuliakan orangtuanya, terutama Ibunya. Padahal kalau kita lihat sepintas lalu, Ibu tidak terlalu ikut berkecimpung aktif dalam usaha atau perusahaan anaknya, dan sepintas lalu, peran Ibu kadang tidak terlalu terlihat secara fisik atau secara materi dalam mengembangkan usaha anaknya.
Namun kenapa banyak orang-orang sukses yang mengakui bahwa Ibunya adalah inspirasi dan motivasi dalam kesuksesan hidupnya? Kenapa orang-orang sukses itu sangat memuliakan Ibunya?
Jawaban dari semua itu karena orang tersebut telah memahami dan mendalami arti dan makna dari iman dan taqwa. Dia telah dapat menjalankan dengan baik segala Perintah-Nya, serta menghentikan semua Larangan-Nya. Dan terutama bagi Muslim, mereka selalu mendalami, mengikuti dan menjalankan perintah yang ada di dalam Al Qur’an dan Hadist  dari Rasulullah Muhammad SAW.
 “Karena begitu mulianya posisi seorang ibu, maka pantas saja ada sebuah pepatah yang mengatakan: “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”. Allah SWT menyampaikan  Firmannya  tentang derajat kemuliaan ibu dan bapak (orang tua) yang ada dalam Kitab Suci Al Qur’an (QS Luqman: 14). Rasulullah SAW ketika menjawab pertanyaan dari seseorang tentang urutan siapa-siapa saja orang yang harus dihormati dan dimuliakan di dunia ini, seperti uraian tanya jawab berikut ini:
Siapa saja orang paling berhak aku patuhi (hormati) ya Rasul?
Rasulullah menjawab: “Ibumu”
Sesudah itu siapa lagi ya Rasul? Jawab Rasulullah: “Ibumu”
Sesudah itu siapa lagi ya Rasul? Jawab Rasulullah: “Ibumu”
Sesudah itu siapa lagi ya Rasul? Jawab Rasulullah: “Bapakmu”
Dari uraian tanya jawab di atas, terlihat begitu tingginya derajat dan kemuliaan seorang ibu, bahkan melebihi bapak. Terlihat dari urutan 1. Ibu, 2. Ibu, 3. Ibu lagi, dan bapak di urutan nomor 4. Untuk itu sebagai bahan evaluasi dan renungan untuk kita bersama, termasuk juga bagi penulis, apakah kita sudah berbakti dan mengabdi kepada ibu bapak kita? Apakah kita sudah selalu mengirimkan doa kepada ibu bapak kita, baik yang masih hidup, maupun ibu bapaknya yang sudah meninggal?”
Nah, sebagai salah satu contoh pengalaman orang yang sukses karena baktinya kepada Ibu mungkin seorang Chairul Tanjung, Pemilik (CEO) utama CT Corp atau Trans TV Corporation yang kita kenal sebagai seorang pengusaha sukses, dan namanya sudah mendunia, menjalankan Firman dan Hadist di atas dalam memuliakan Ibunya. Hal itu terlihat dari sikapnya kepada Ibunya saat acara peluncuran otobiografinya di Trans Convention Hall, Bandung.
Seperti yang diberitakan Kompas, (30/6/12). “Chairul Tanjung tak kuasa menahan air mata saat naik ke atas panggung dalam peluncuran buku otobiografinya, Chairul Tanjung si Anak Singkong, Sabtu (30/6/2012) malam di Trans Convention Hall, Bandung, Jawa Barat. Buku otobiografi tersebut antara lain mengangkat peran Halimah, ibu Chairul, dalam lembaran hidupnya.
Nah, dari contoh pengalaman hidup seorang Chairul Tanjung, pengusaha sukses yang sangat memuliakan Ibunya, maka dapat kita petik hikmah dan inspirasi positif dari cara-cara beliau memperlakukan Ibunya.
Jadi kesuksesan seorang anak sangat berhubungan dengan ridlo kedua orang tua terutama ibu sebagaimana sabda rosulullah SAW, Ridlonya Allah tergantung dari ridlo kedua orang tua dan murkanya Allah tergantung murkanya kedua orang tua.

2.      Bahrul Fuad
Kondisi fisik yang terbatas tidak membuat seseorang menyerah, salah satunya adalah Bahrul Fuad alias Cak Fu. Terlahr seperti anak-anak lainnya, Cak Fu mulai merasakan perbedaan dengan yang lainnya ketika berusia lima tahun. Ia divonis menderita cerebral palsy dan satu kakinya terpaksa diamputasi. Pada mulanya ia sedih dengan kondisinya. Namun, seiring perjalanan hidupnya ia justru mampu menyelesaikan pendidikan tingkat master di negeri Kincir Angin Belanda dengan beasiswa, dan saat ini dia sedang menyelesaikan Studi S3nya di UI dan tercatat sebagai salah satu staff di Universitas Indonesia.
Cak Fu lahir di desa Klenderan Plosok Klaten Kediri 17 Agustus 1975. Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Keluarganya berlatar belakang guru madrasah.  Dia menyelesaikan pendidikan S1nya di Universitas Darul Ulum Jombang.
Ia adalah pria yang penuh percaya diri dan bersemangat tinggi. Bahkan, seorang pejuang.dia tidak pernah merasa minder dengan kecacatan tubuhnya.
Semangat dan kepercayaan tinggi yang dimiliki oleh cak Fu tidak bisa lepas dari peran orang tuanya. Dia  berasal dari keluarga guru, mereka ngerti tentang pendidikan. Orangtuanya menerimanya dengan jujur, apa adanya seperti anak lain. Orangtuanya bisa membangun kepercayaan diri Cak Fu dengan baik. Masa kecilnya dia terbiasa bermain dengan anak-anak yang normal, dia bermain bola, bedil-bedilan, jumpritan, dan mainan yang lainnya. Orang tuanya juga memarahinya ketika melakukan kesalahan.
Pada awalnya orangtua Cak Fu pun ingin merubah kondisi Cak Fu, terutama ayahnya. Cak Fu sempat dibawa ke dukun, kyai, orang pinter, dan juga ke dokter. Malah, saat usianya 4 tahun, oleh salah seorang dukun, Cak Fu pernah disuruh makan gotri (roda gigi sepeda berukuran kecil seperti kelereng).  Dengan berproses akhirnya orang tua cak Fu bisa menerima apa adanya kondisi Cak Fu dan mendidik Cak Fu dengan baik. Bagi seorang ibu, melahirkan anak cacat itu sangat berat. Jujur saja, keluarga dan masyarakat masih menganggap kecacatan itu sebagai aib. Ibu Cak Fu selalu berdoa dan selalu yakin bahwa Allah itu ndak sare (tidak tidur). Bahkan saat Cak Fu dikuliahkan, ibunya diejek sama Pak Lik . Ibunya cuek saja. Ibu Cak Fu ingin merubah cara pandang masyarakat. Ibuku berprinsip, anaknya ini tidak boleh menjadi hinaan orang. Ibu akan buktikan pada orang-orang bahwa anak ibu ini akan jadi orang. Ibunya selalu berbicara  seperti itu.
Karena suka dukanya menjadi orang cacat itulah Cak Fu ingin berjuang untuk kawan-kawannya sesama penyandang cacat. Selama ini kebanyakan orang cacat di Indonesia merasa minder, karena mereka merasa ditolak. Semua orang cacat dianggap tidak mampu memiliki potensi lain. Orang buta misalnya, akhirnya hanya dilatih untuk menjadi tukang pijat, atau pembuat kerajinan tangan saja. Padahal banyak teman Cak Fu disini sesama penyandang cacat yang sukses mendapat beasiswa PhD. Bahkan Profesor Ayub dari Temple University India yang pakar studi Islam itu pun seorang tuna netra.Kecacatan itu seharusnya dilihat sebagai sebuah realita, layaknya hidung pesek atau rambut pirang. Kecacatan merupakan keragaman, kebesaran Allah. Hingga saat ini, masyarakat Indonesia tidak mendidik orang-orang cacat untuk menerima kecacatannya sebagai sebuah realita. Mestinya, masyarakat yang harus ditata. Seperti halnya di negara-negara maju, orang cacat bisa hidup setara, dalam artian aku cacat, aku butuh ini, maka aku dapat ini.
Ada sebuah cita-cita mulia yang hendak diperjuangkannya. Cak Fu ingin menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua elemen masyarakat, termasuk penyandang cacat, untuk berpartisipasi dalam aktifitas di masyarakat.
Dari sepenggal kisah dari Cak Fu memberikan kita pemahaman akan arti penting dari sebuah motivasi dan semangat pantang menyerah. Dia berusaha untuk tidak pernah berputus asa akan rahmat Allah. Ketegaran dan semangat yang dia miliki tidak bisa lepas dari nilai iman dan taqwa yang terpatri di dadanya.
Dan yang juga tidak kalah penting dari itu semua adalah pendidikan yang senantiasa ditanamkan oleh ibunya untuk menanamkan rasa percaya diri pada diri Cak Fu. Dan doa yang selalu terucap dari bibir Ibunya untuk kesuksesan anaknya.
Ini adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya menjadi sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa orang tua adalah doa yang mudah diijabahi. Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya. Jika orang tus mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.


Studi Kasus Orang Yang GAGAL  dalam Hidupnya
Aku adalah seorang pemuda yang memiliki kehidupa normal, aku bekerja di salah satu bank di kotaku, aku memiliki jabatan yang lumayan dengan gaji yang mencukupi untukku. Karierku bagus, dan sebentar lagi aku akan dipromosikan untuk menjadi salah satu manajer area di kota sebelah.
Beberapa bulan kemudian, aku menikahi seorang wanita cantik, dia adalah wanita yang aku idam-idamkan dari dulu, wajahnya cantik, tubuhnya bagus, bersih, wangi, dan sifatnya yang penurut membuatku memilihnya. Pernikahan kami berlangsung dengan bahagia, banyak tamu undangan yang datang ke pesta pernikahanku, mereka mendoakan kami menjadi sepasang pengantin yang bahagia.
Setelah beberapa tahun menikah, kami dikaruniai seorang anak kecil yang lucu, dia adalah anak pertamaku bersama istri yang aku cintai ini. Kehidupan kami sangat bahagian saat itu, pekerjaanku lancar dan kini aku sudah menjadi seorang manajer bank, lalu aku beserta anak dan istriku menempati rumah dinas yang diberikan oleh pihak bank, kami memiliki kendaraan roda dua dan sebuah mobil yang membuat kami semakin nyaman menikmati hari-hari kami.
Kebahagiaan kami ternyata tidak berjalan selamanya, berawal dari masalah di tempat kerjaku, karena ada salah satu nasabah yang marah-marah karena merasa ditipu oleh salah satu staf yang aku pimpin, kehidupanku yang tenang akhirnya goyah. Suatu malam pikiranku sangat rumit, banyak sekali masalah yang aku hadapi dari kantorku, ditambah dengan istriku yang sedang cerewet karena jatah uang yang aku berikan kurang, maklum akhir-akhir ini penghasilanku berkurang karena target di kantor tidak tercapai. Malam itu aku mencoba menenangkan diri, keluar ke salah satu warung kopi, aku sengaja ikut berkumpul dengan para pemuda di sekitar tempat tinggalku, itung-itung mendekatkan diri dengan para tetangga. Sesampainya di warung kopi, saya disambut oleh para pemuda, saya menyalami mereka  dan mereka sangat akrab dengan saya, entah kenapa saya sendiri heran dengan mereka yang sangat akrab padahal saya jarang bertemu dengan mereka. Saya memesan satu gelas kopi hitam di warung itu, saya menikmati malam dengan para pemuda yang sedang asyk begadang, ah sedikit terlupa tentang masalah yang sedang saya hadapi akhir-akhir ini. Ketika kopi saya habis, tiba-tiba salah satu pemuda mengeluarkan minuman keras yang sedari tadi disimpannya, mereka asik menenggak minuman laknat tersebut, saya yang memang tak pernah minum akhirnya memilih untuk pulang.
Malam berikutnya, saya datangi lagi warung itu untuk sekedar meminum kopi dan ngobrol dengan para pemuda, yah mungkin itu adalah pelarian saya dengan masalah hidup yang saya hadapi saat ini. Kembali mereka mengeluarkan minuman keras, yah itu seakan menjadi kebiasaan para pemuda ketika malam datang, namun mereka tidak pernah menawarkannya kepada saya karena mereka tahu saya bukan seorang peminum. Hari berikutnya saya seakan sudah mencapai puncaknya, dengan masalah di kantor yang semakin parah, istri yang terus ngomel, dan anak yang menangis terus entah karena apa, malam itu saya menuju warung kopi itu lagi, namun kali ini saya tidak memesan kopi, entah setan apa yang sedang ada di dalam diri saya, saat itu saya meminta minuman keras yang dibawa oleh para pemuda di sana, saya mabuk dengan para pemuda kala itu, saya menikmati minuman itu dan melupakan segala masalah hidup saya.
Dari pengalaman pertama kali saya menenggak minuman jahanam itu, akhirnya kegiatan itu seakan menjadi rutinitas yang saya nikmati, akhirnya saya tidak pernah tidur di rumah, karena saya lebih senang menghabiskan malam dengan menikmati minuman keras bersama para pemuda, saya sudah tidak peduli lagi dengan pekerjaan dan keluarga saya, yang ada di otak saya saat itu adalah minum dan lupakan semuanya. Hingg pada suatu malam ketika saya dan teman-teman seangkatan pemabuk sedang tinggi karena minuman keras, tiba-tiba datang serombongan polisi yang menggrebek tempat kami, mereka menangkap kami satu per satu, karena saat itu kami sedang mabuk maka tidak ada tenaga untuk melarikan diri.
Alhasil karena perbuata bodoh saya itu, kini saya berada di dalam penjara, dan saya dipecat dari pekerjaan saya, lalu istri saya membawa anaknya pergi kembali ke rumah orang tuanya, dia malu karena suaminya menjadi seorang napi, dan beberapa minggu yang lalu, istri saya meminta cerai kepada saya. Hidup saya hancur, pekerjaan saya hancur, keluarga saya hancur, itu semua karena saya yang terbuai dengan minuman keras, saya yang bodoh dengan meninggalkan masalah dan menganggap masalah itu akan selesai dengan minuman keras. Kini saya harus menjalani masa hukuman saya di penjara, dengan harapan suatu ketika saya akan keluar dan memulai hidup dari 0 lagi.

Analisis
Hukum minum-minuman keras atau khamr adalah haram, dan termasuk perbuatan yang tergolong dosa besar. Firman Allah swt dalam S. Al Maidah 90 :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) arak, berjudi berkorban untuk berhala, mengadu nasib dengan anak panah adalah pebuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah : 90)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Setiap minuman yang memabukkan adalah khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram. Barang siapa minum khamar di dunia lalu ia mati dalam keadaan masih tetap meminumnya (kecanduan) dan tidak bertobat, maka ia tidak akan dapat meminumnya di akhirat (di surga).  (Shahih Muslim No.3733)
Jika seseorang minum minuman keras, zat yang memabukkan dalam minuman keras itu ada dalam darah dan baru hilang setelah 40 hari artinya sejak minum sampai 40 hari kedepan orang itu dalam keadaan kafir dan akan masuk neraka jika mati pada saat itu kecuali orang tersebut bertobat sebelum mati. Hal ini dapat dimengerti karena minuman keras itu masih ada dalam darah orang tersebut sampai 40 hari lamanya juga diterangkan dalam Hadist Nabi SAW yaitu:
Dari Ibnu Umar ra. berkata, Siapa yang meminum khamar meski tidak sampai mabuk, tidak diterima shalatnya selagi masih ada tersisa di mulutnya atau tenggorokannya. Apabila dia mati maka dia mati dalam keadaan kafir. Bila sampai mabuk, maka tidak diterima shalatnya 40 malam. Dan bila dia mati maka matinya kafir.(HR An Nasai).
Jadi meminum minuman keras itu lebih besar madhotornya daripada manfaatnya. Banyak kejahatan-kejahatan lainnya muncul karena kebiasaan meminum minuman keras. Sehingga Allah SWT melarang melakukan perbuatan meminum minuman keras.

Sebut saja namanya Ahong, dia adalah pemilik salah satu toko besar di kotaku, dari tokonya itu dia menjadi orang yang cukup kaya raya, mobilnya ada 3, rumahnya besar dan mewah berisi perabotan yang mahal, istrinya selalu memakai perhiasan kalau keluar rumah, anak-anaknya bersekolah di sekolahan yang mahal dan terkenal, hidupnya seperti seorang kaya yang membuat tetangganya mengaguminya.
Namun kebahagiaan keluarga itu tak berlangsung selamanya, hal itu bermula ketika salah satu sahabat Ahong di bangku SMA datang ke rumahnya sekedar ingin melepas rindu setelah lama tak bertemu. Dari sahabatnya itu, ahong diajari tentang judi bola di internet, walau awalnya enggan mengikutinya namun sahabatnya itu terus mengajaknya dan mengiming-imingi hasil yang luar biasa kepada ahong. Sahabatnya itu menunjukkan hasil dari judi yang selama ini dia jalani, katanya hanya modal beberapa juta aja buat masang taruhan, maka besoknya bisa dapat uang ratusan juta. tentu saja ahong tertarik ketika mendengar uang yang banyak, namanya pengusaha yah gitu, yang tadinya gak mau, setelah diperlihatkan keuntungan yang banyak ya akhirnya tergiur juga.
Dari situ mulailah Ahong berkecimpung dalam dunia judi bola, awalnya ahong memasang taruhan yang kecil, hanya beberapa ratus ribu saja dia pasang, dan besoknya ternyata ahong menang dan mendapatkan keuntungan dari hasil judinya itu sebesar 10 juta. Hal itu membuat ahong semakin berani untuk berkecimpung dalam dunia perjudian, taruhannya semakin besar, dan dia semakin malas mengurusi usahanya karena ahong menganggap hasil dari berjudi lebih besar dan lebih cepat mendapatkan untung.
Kehidupan Ahong mulai berubah drastis, dia sudah tidak lagi mengurusi usahanya, kini dia hanya menjadi pecandu judi dan harapan-harapan tinggi dengan nilai taruhannya itu. Hal tersebut membuat hubungan keluarganya berantakan, istrinya tak setuju dengan kelakuan ahong yang suka berjudi, anak-anaknya pun benci dengan kelakuan ahong, namun hal itu tak pernah dia gubris.
Ahong mulai mengalami banyak kekalahan dalam berjudi, dia mulai kehabisan modal dan bukannya menyerah, dia malah semakin penasaran dan tertantang untuk mengikuti judi itu. Akhirnya mobilnya dijual untuk modal berjudi, kalah dan kehabisan modal, dia juga menjual mobil keduanya, walau kalah dan kehabisan modal, dia tetap tak menyerah, hingga kejadian ini terus berlanjut dan tanpa disadari usaha ahong mulai hancur, hutangnya menumpuk, dan harta bendanya sudah habis dijual untuk modal berjudi.
Sampai akhirnya Ahong benar-benar hancur, pagi itu beberapa rentenir dengan para debt kolektor yang berbadan tegap layaknya preman datang ke rumahnya, ahong di usir dari rumahnya itu karena tidak mampu membayar hutang yang semakin menumpuk dan bertambah banyak dengan bunganya. Ahong dan keluarganya diusir dari rumahnya, mereka sudah tak memiliki apapun saat itu karena usahanya juga sudah gulung tikar, kini mereka jatuh miskin dan kembali pulang ke rumah orang tuanya untuk numpang berteduh.
Setelah kehancuran itu, istri ahong memilih untuk menceraikan suaminya itu, anak-anaknya mengikuti ibunya, dan ahong kini hidup miskin dan hanya bergantung kepada orang tuanya, dia sangat menyesal dengan perilaku buruknya yang suka berjudi, namun mau bagaimana lagi karena penyesalannya itu sudah terlambat dan hidupnya sudah hancur.

Sumber :

ANALISIS
Dalam al-Qur'an, kata maysir disebutkan sabanyak tiga kali, yaitu dalam surat al-Baqaraħ (2) ayat 219, surat al-Mâ`idaħ (5) ayat 90 dan ayat 91. Ketiga ayat ini menyebutkan beberapa kebiasaan buruk yang berkembang pada masa jahiliyah, yaitukhamaral-maysiral-anshâb (berkorban untuk berhala), dan al-azlâm (mengundi nasib dengan menggunakan panah).
Penjelasan tersebut dilakukan dengan menggunakan jumlah khabariyyah dan jumlah insya`iyyah. Dengan penjelasan tersebut, sekaligus al-Qur'an sesungguhnya menetapkan hukum bagi perbuatan-perbuatan yang dijelaskan itu. Di dalam surat al-Baqaraħ (2) ayat 219 disebutkan sebagai berikut:
يسألونك عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع للناس وإثمهما أكبر من نفعهما ويسألونك ماذا ينفقون قل العفو كذلك يبين الله لكم الآيات لعلكم تتفكرون
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
               Sehubungan dengan judi, ayat ini merupakan ayat pertama yang diturunkan untuk menjelaskan keberadaannya secara hukum dalam pandangan Islam. Setelah ayat ini, menurut al-Qurthubiy kemudian diturunkan ayat yang terdapat di dalam surat al-Ma'idah ayat 91 (tentang khamar ayat ini merupakan penjelasan ketiga setelah surat al-Nisa` ayat 43). Terakhir Allah menegaskan pelarangan judi dan khamar dalam surat al-Ma'idah ayat 90.
Al-Thabariy menjelaskan bahwa "dosa besar" (إثم كبير) yang terdapat pada judi yang dimaksud ayat di atas adalah perbuatan judi atau taruhan yang dilakukan seseorang akan menghalangi yang hak dan, konsekwensinya, ia melakukan kezaliman terhadap diri, harta dan keluarganya atau terhadap harta, keluarga dan orang lain.
Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah akan dapat menghancurkan kehidupan pribadi maupun keluarga.

No comments:

Post a Comment