BAB I
PENDAHULUAN
Peserta didik dalam menjalani proses
pembelajaran terkadang berjalan kurang
mulus, bahkan ada yang mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut bisa
disebabkan oleh faktor dari dalam diri individu maupun dari faktor luar atau lingkungan.
Faktor dari dalam diri individu bisa karena masalah fisiologis maupun
psikologis sedangkan faktor dari luar bisa masalah keluarga, sekolah maupun
lingkungan di masyarakat. Ketika peserta didik mengalami kegagalan belajar di
sekolah maka hal tersebut akan menghambat upaya pemerintah untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Pendidikan merupakan hal
pokok bagi individu, karena dengan adanya pendidikan individu tersebut dapat
mengembangkan dirinya. Dengan pendidikan juga menjadi faktor bagi peningkatan
kehidupan yang lebih baik. Selain pendidikan merupakan faktor harapan bagi
perubahan, Fakta yang terjadi di lapangan pendidikan juga menjadi ketakutan bagi peserta
didiknya. Hal ini dibuktikan adanya ketidaklulusan siswa, tidak naik kelas
karena tidak memenuhi KKM, dan persaingan yang semakin ketat.
Siswa SMA masuk dalam
kategori masa remaja awal, di mana menurut Mappiare (1998: 25) pada masa ini
siswa berusia 13/14 sampai dengan 17 tahun. Ormord (2008: 39) menjelaskan pada
masa SMA ini terjadi peningkatan perencanaan belajar dan motivasinya.
Berdasarkan kenyataan yang ada, tidak semua siswa sesuai dengan harapan.
Terdapat beberapa siswa yang sering membolos dengan alasan bosan, tidak
mengumpulkan tugas, lebih suka membicarakan hal-hal yang tidak termasuk dalam
pelajaran, dan lain sebagainya.
1
|
Biasanya kemampuan
siswa dalam belajar seringkali dikaitkan dengan kemampuan intelektualnya.
Pengukuran kemampuan intelektual ini ditunjukkan oleh hasil tes IQ
(Intelligence Quotient) atau kecerdasan intelektual. Siswa dengan IQ > 110
tergolong kedalam siswa dengan kemampuan diatas rata-rata, siswa dengan rentang
IQ 90-109 tergolong kedalam rata-rata normal, dan IQ < 90 tergolong kedalam
rata-rata rendah atau siswa dengan kemampuan rendah.
Ada siswa dengan
kecerdasan intelektual diatas rata-rata/rata-rata tinggi namun tidak
menunjukkan prestasi yang memuaskan yang sesuai dengan kemampuannya yang
diharapkan dalam belajar. Kemudian ada siswa yang mendapatkan kesempatan yang
baik dalam belajar, dengan kemampuan yang cukup baik, namun tidak menunjukkan
prestasi yang cukup baik dalam belajar. Dan ada pula siswa yang sangat
bersungguh-sungguh dalam belajar dengan kemampuan yang kurang dan prestasi
belajarnya tetap saja kurang.
Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses belajar siswa itu sendiri,
baik dalam prosesnya di sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu, guru selaku
pendidik dituntut untuk selalu dpat memberikan dorongan atau motivasi kepada
siswanya yang kurang bersemangat dalam belajar dan memberikan solusi terhadap
permasalahan belajar yang dihadapi siswanya.
Berdasar persoalan tersebut di atas maka
diperlukan pengetahuan-pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman bagi peserta
didik maupun orang tua untuk meraih sukses belajar di sekolah maupun
diperguruan tinggi. Dan untuk mengetahui kunci sukses belajar di sekolah maupun
di perguruan tinggi Buku yang berjudul “How to Succeed in School and University”
akan dapat membantu peserta didik dan orang tua dalam meraih kesuksesan di
sekolah karena buku tersebut dapat :
1. Memberikan wawasan kepada peserta didik dan
orang tua bahwa setiap orang dapat meraih
sukses di sekolah.
2. Memberikan pengetahuan tentang cara-cara
untuk berhasil di sekolah.
BAB II
GARIS BESAR ISI BUKU
Buku ini ingin menunjukkan kepada setiap orang bahwa setiap orang dapat mencapai
keberhasilan di sekolah dan kita menunjukkan bagaimana mendorong siswa dan
orang tua murid untuk pencapaian tingkat tinggi dalam pendidikan. Mitos tentang
pembelajaran yang mengejutkan, banyak dari pendidik yang hanya tahu sedikit tentang pembelajaran. Dan
apabila mereka melakukan apa
yang mereka ketahui tidak selalu dapat menemukan jalan untuk menyelesaikan masalah-masalah di sekolah.
Tujuan penulis
dalam e-book ini adalah
untuk mengungkapkan sebagian mitos yang menyelimuti dan untuk memberikan
informasi sebenarnya berdasarkan pada penelitian yang baik.
Hal ini
khususnya menekan banyak para pendidik itu salah informasi tentang
pembelajaran. Sangat sulit bagi siswa untuk mengetahui bagaimana untuk berhasil di
sekolah. Kita semua siswa, dan sebagian dari kami adalah orang tua murid, di
beberapa waktu di dalam hidup kita. Kita perlu untuk mengetahui lebih jauh
tentang bagaimana untuk belajar secara efektif. Tujuan
kami adalah untuk menyediakan orang tua siswa informasi yang valid cara sukses di sekolah dan universitas.
A.
Motivasi Mahasiswa
Penyebab
kegagalan siswa dan
mahasiswa dalam belajar lebih banyak
disebabkan karena motivasi yang rendah. Hal tersebut dikarenakan kesalahan sekolah
dan guru. Untungnya ilmu
kognitif dapat membantu mengembangkan motivasi. Ada
banyak bukti bahwa sikap orang tua dalam mendukung dan mendorong memiliki dampak pada kinerja siswa di sekolah. Disamping faktor lain yang mempengaruhi termasuk IQ dan sikap guru.
3
|
Anda harus ingin berhasil, dan anda
harus tahu bahwa anda dapat berhasil. Bagaimana
Orangtua dapat membantu anak-anak mereka berhasil dalam pendidikan
sekolah adalah penting, ia adalah faktor utama yang berpengaruh terhadap
kesempatan hidup. Orang tua bisa
berbuat lebih banyak untuk mendorong pencapaian anak-anak mereka dalam pendidikan. Orang tua harus tahu
bahwa setiap anak memiliki potensi untuk berhasil dalam pendidikan. Anak-anak anda
memiliki kemampuan untuk berhasil di sekolah tanpa melihat kelas sosial mereka. Ia
merupakan motivasi dan keyakinan bahwa mereka dapat berhasil yang menyebabkan
mereka mengungguli dalam ujian masuk ke universitas
dan dalam perkuliahan di universitas.
Orang tua perlu mendorong sebuah sikap
menang dalam diri anak-anak mereka. Mereka harus meyakinkan bahwa anak-anak mereka
dapat berhasil. Ia adalah pemikiran bawah sadar bahwa perlu mengetahui ini dan
pikiran bawah sadar negatif dan sulit untuk mengakses. Ada beberapa
prinsip-prinsip yang berasal dari pemrograman mental yang harus diikuti dalam
mendorong anak anda:
a. Merenung.
Pelajari meditasi dengan anak-anak anda, ia akan bermanfaat bagi Anda dan
mereka. Meditasi meningkatkan fokus mental dan berpikir secara umum.
b. Menggunakan
teknologi brainwave entrainment atau Terapi
Gelombang Otak berfungsi untuk "mengatur" keadaan otak Anda agar
memunculkan gelombang otak sesuai yang Anda perlukan. Dalam anatomi tubuh manusia,
otak bisa diibaratkan sebagai Processor sekaligus Hard Disk yang
merupakan pusat berpikir dan memori. Terapi Gelombang Otak bekerja pada level hardware,
khusunya untuk menstimulasi otak Anda. Teknologi entrainment Brainwave,
termasuk akan meningkatkan pengalaman belajar. Brainwave entrainment juga dapat
membantu dengan meditasi.
B.
Apa Kecerdasan ?
Kecerdasan adalah kemampuan potensial untuk melakukan, yang mungkin
kapasitas diukur, walaupun dengan tidak sempurna.
Menurut Gardner terdapat tujuh jenis kecerdasan, yaitu : Linguistik,
logis-kecerdasan matematik, kecerdasan musik, kecerdasan kinesthetic-tubuh,
kecerdasan spatial, kecerdasan interpersonal - memahami orang lain, dan
kecerdasan intrapersonal, yang memahami diri sendiri.
Daniel Goleman mencetuskan tentang kecerdasan emosional. Goleman menegaskan bahwa pemikiran otak tumbuh dari otak emosi
primitif: dia mengungkapkan
banyak tentang hubungan pemikiran merasakan; ada otak emosional lama sebelum
ada satu yang rasional.
C.
Id dan Ego
Sigmund Freud mendefinisikan struktur
psikis meliputi Id, ego, dan super-ego. Dalam
rumusan Freud id adalah lebih dari pikiran bagian dasar dari ego; dengan begitu pada
saat lahir kejiwaan, sebuah id tidak terdiferensiasi, bagian dari yang kemudian
berkembang menjadi terstruktur ego. Id: " berisi
apa-apa yang diwarisi, yang ada di atas semua-kelahiran, oleh karena itu,
naluri yang berasal dari, organisasi somatik, dan yang menemukan sebuah
ekspresi fizikal pertama di sini dalam bentuk id untuk kita tidak dikenal"
(1933) Freud,
dari penelitian kita tentang kerja mimpi
dan perkembangan gejala neurotik, dan
sebagian besar ini dari karakter negatif dan dapat digambarkan
hanya sebagai kontras dengan ego. Dalam
formulasi Freud id adalah bagian yang lebih mendasar dari pikiran dari ego; sehingga jiwa adalah, saat lahir, id dibeda-bedakan, bagian dari
yang kemudian berkembang
menjadi ego terstruktur. Id memegang drive dasar, dan dari perspektif ilmu saraf adalah pikiran bawah sadar yang kuat yang mengatur fungsi bawah sadar kita
seperti pernapasan,
detak jantung dan pencernaan. Kita akan lihat selanjutnya Id Freud sebagai
pikiran bawah sadar. Bernapas adalah satu-satunya fungsi sadar
bahwa kita
dapat dengan mudah mengakses secara sadar, yang merupakan salah
satu alasan mengapa begitu efektif dalam meditasi
untuk fokus pada nafas. Fokus pada
napas dalam meditasi memberikan beberapa akses ke normal tidak
dapat diakses sadar dan mungkin juga bahwa penderitaan tahap pertama
dari retret meditasi yang disebabkan ketika fokus pada biasanya napas
sadar membawa id / pikiran bawah sadar ke permukaan."
Pikiran bawah
sadar bertanggung jawab untuk drive dasar kita seperti untuk makanan,
air dan seks; itu adalah rumah bagi impuls dasar kita. Pikiran bawah sadar adalah
amoral, benar-benar egois, hanya memikirkan kesenangan dan rasa sakit. Itu pikiran
bawah sadar tidak memiliki rasa waktu, itu benar-benar tidak masuk akal,
seksual, infantil dalam
pengembangan emosional, dan tidak mampu untuk mengambil "tidak" untuk menjawab. Pikiran bawah sadar dianggap sebagai rumah libido. Pikiran
seorang psycho / sosiopat tidak pernah berkembang di luar sadar pikiran,
itulah sebabnya mengapa sosiopat tetap sepenuhnya egois asosial orang,
seluruhnya kurang dalam hati nurani bahkan hingga dewasa. Mereka tunggal
terfokus pada mendapatkan apa yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri
dan tidak peduli sama sekali
tentang biaya kepada orang lain. Dalam hal ini mereka adalah pikiran bawah
sadar murni.
Pikiran bawah sadar adalah sangat kuat, seperti yang dikatakan
Freud:
... Ego adalah bagian dari id yang telah dimodifikasi oleh pengaruh
langsung dari
dunia luar ... Ego merupakan apa yang disebut alasan dan akal
sehat, di
kontras dengan id, yang berisi Kesukaan ... dalam hubungannya
dengan id itu seperti seorang pria di kuda,
yang harus terus dalam memeriksa kekuatan superior dari kuda. Sosiopat
tidak mengembangkan ego berfungsi dan meskipun banyak dari mereka belajar
untuk berperilaku dangkal sebagai makhluk sosial mereka tidak dapat
mempertahankan jangka panjang hubungan
bahkan dengan keluarga.
Sebagai perumpamaan Freud kuda dan penunggangnya menunjukkan
pikiran bawah sadar adalah bergairah dan lebih kuat daripada ego.
D.
Prestasi dan IQ
Goleman mengatakan dalam bukunya bahwa IQ menyumbang
sekitar 20% untuk faktor-faktor yang menentukan keberhasilan hidup. Sedangkan yang lainnya ditentukan oleh non-faktor IQ. Studi-studi
ini menunjukkan bahwa IQ adalah salah satu dimensi untuk mengukur kemampuan. Goleman mengatakan, tidak cukup IQ tinggi untuk menentukan
kecerdasan, apa yang juga diperlukan adalah emosional, ketrampilan sosial dan motivasi
yang mendorong seseorang dengan IQ tinggi untuk prestasi yang tinggi. IQ yang tinggi tidak ada jaminan untuk
keberhasilan dalam hidup.
IQ adalah sangat terbatas dan satu dimensi tentang kecerdasan. Tidak IQ energi
yang baik dari keberhasilan hidup. Studi kami adalah salah satu orang pertama
yang menunjukkan bahwa IQ juga tidak ditetapkan, skor IQ dapat ditingkatkan. Energi
yang lebih baik dari keberhasilan hidup adalah emosional. Ini adalah motivasi
untuk mencapai yang terletak di dalam ciri primitif, emosional, otak tak sadar.
Pikiran yang tak sadar ini kuat, ia tidak pernah tidur dan ia mendapat apa yang
diinginkan. Ia adalah pikiran tak sadar bahwa akan memberikan dorongan untuk
belajar dan berhasil. Mengembangkan kecerdasan emosi anda.
Brainwave entrainment memberi akses ke pikiran tak sadar melalui
pemrograman mental, melalui self hipnosis. Jika anda ingin meningkatkan
pengalaman belajar anda atau motivasi belajar anda menggunakan brainwave
entrainment. Otak Anda hampir terbatas kekuasaannya. Jika anda yakin, bahwa anda
dapat mencapai dan anda mendedikasikan waktu untuk belajar, dan anda mengikuti
kebiasaan studi produktif kemudian tidak ada batasan apa anda dapat mencapai.
E.
Otak manusia yang
lebih kuat dari komputer,
Kita cenderung untuk berpikir komputer sebagai lebih kuat daripada
otak manusia karena mereka informasi prosesor IBM Biru benar-benar sangat cepat yang kecepatan dan komputer benar-benar
memiliki sedikit. namun daya pemrosesan masih kalah jika dibandingkan otak manusia.
Otak Biru proyek
Proyek
IBM Otak Biru adalah supercomputer direkayasa untuk meniru otak mamalia. Ia
adalah ukuran tentang empat kulkas. Otak biru dapat menangani lebih dari 20
triliun operasi-operasi yang kedua. Otak
biru masih memiliki jalan yang panjang sebelum ia bahkan datang dekat dengan
kekuatan otak tikus. Dan otak manusia tidak hanya sangat jauh lebih kuat
daripada otak Biru yang juga sangat jauh lebih efisien daripada otak biru. Otak
manusia sangat jauh lebih kecil dan memerlukan jauh lebih sedikit tenaga untuk
beroperasi dari otak biru.
Otak
Perbedaan
dasar antara otak dan komputer adalah kalau otak manusia dapat berpikir, tetapi komputer
tidak dapat. Apa artinya ini? Pada dasarnya komputer dan otak manusia berbeda, strukturnya
berbeda, mereka 'berpikir' yang berbeda. Kita dapat membaca, komputer ini tidak
dapat. Fleksibilitas yang menggambarkan perbedaan utama antara otak manusia dan
komputer.
Batas-batas otak manusia tidak diketahui. Ia adalah komputer yang
paling kuat di alam semesta kita.Satu-satunya batasan pada pikiran anda adalah
membatasi anda memaksakan pada diri sendiri atau membatasi Anda mengizinkan
orang lain untuk memaksakan pada anda. Siapa
pun dapat mencapai apa saja pada tingkat tinggi tanpa harus bawaan diantaranya
berbakat. Tentu saja otak manusia adalah peralatan dengan kuasa yang besar dan
brainwave entrainment dapat membantu memanfaatkan kekuatan ini untuk membantu
orang mencapai tujuan-tujuan pendidikan mereka. Tidak
ada keberhasilan usaha tanpa tetapi membuat upaya dan anda akan keuntungan dari
itu.
F. Gaya
Pembelajaran
Gaya
pembelajaran adalah gaya-gaya pembelajaran pendekatan yang berbeda yang
orang-orang yang berbeda telah belajar. Guru harus
menilai gaya belajar siswa dan menyesuaikan metode kelas untuk paling sesuai
dengan setiap pelajar yang memiliki gaya belajar. Salah
satu yang paling banyak digunakan gaya-gaya pembelajaran model adalah Fleming
VARK di model yang berasal dari Neuro-pemrograman
linguistik (NLP). Menurut model
Fleming, yang cukup sederhana, para peserta didik dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Para peserta didik Visual, 2. Para peserta didik pendengaran, 3. Membaca/menulis
preferensi-para peserta didik, dan 4. Kinesthetic para peserta didik.
Ada banyak gaya-gaya pembelajaran model lainnya; Anda mungkin
datang di seluruh model Anthony Gregorc, Sudbury sekolah demokratis model yang
menerapkan tanpa guru belajar, Chris J Jackson, model neuropsychological dan
lain-lain. Meskipun
sebagian besar dan berkembang program penelitian, pernyataan yang dibuat untuk
dampak terbuangnya adalah karena keterbatasan dipertanyakan dalam banyak studi
pendukung dan kurangnya penelitian independen pada model.
G.
Kritik APS 2009
Asosiasi untuk Ilmu Psikologi (APS) menugaskan panel yang memimpin
psikolog dan ilmuwan kognitif untuk mengevaluasi model gaya belajar. Panel
menyimpulkan bahwa: "saat ini,
tidak ada bukti yang memadai untuk membenarkan dasar penggabungan penilaian
gaya-gaya pembelajaran ke pendidikan umum. Justru itu, sumber daya pendidikan
terbatas akan lebih baik yang dikhususkan untuk mengadopsi praktik pendidikan
lainnya yang memiliki bukti kuat.
Pelajaran dari kritik gaya-gaya pembelajaran adalah bahwa anda
tidak perlu khawatir tentang menentukan gaya belajar anda sendiri, semua otak
kita adalah sama dan mereka telah berevolusi gaya-gaya pembelajaran yang
serupa. Lupa tentang gaya belajar dan mempelajari kebiasaan studi yang efektif.
H.
Strategi Pembelajaran
yang Efektif
Di sini kita mengkaji beberapa mitos yang berkaitan dengan strategi
pembelajaran. Ada
pembelajaran dengan pendekatan efektif namun, ilmu pengetahuan kognitif teknik
sederhana yang dapat mengungkapkan meningkatkan berapa banyak mahasiswa
mempelajari dari belajar.
-
Di Mana untuk belajar. Kebijaksanaan konvensional yang memiliki
satu harus tetap dengan salah satu lokasi studi, ini adalah tidak benar.
-
Fokus. Banyak orang percaya bahwa satu harus fokus pada satu topik,
research menunjukkan, sebaliknya, yang beragam jenis materi belajar di satu
hasil duduk di jauh lebih baik daripada hasil-hasil pembelajaran tidak
berkonsentrasi pada satu keahlian untuk setiap kalinya. Menggabungkan dan
mencocokkan studi anda, jika Anda mempersempit fokus studi anda terlalu banyak,
Anda tidak akan mengembangkan kaitan mental yang otak perlu menyelesaikan
masalah.
-
Tes baik untuk belajar. Tes alat bantu belajar yang hebat.
Perpustakaan, guru atau seringkali profesor melakukan pengujian
salinan masa lalu. Lihat jika anda dapat menemukan tes ini dan
amalan mereka. Tes sulit adalah alat bantu belajar lebih efektif. Panggilan
peneliti berkesan pembelajaran ini "diinginkan kesulitan".
-
menjelaskan konsep yang sulit
untuk diri Anda atau orang lain. Dalam mencoba untuk menguasai sesuatu sering
membantu untuk menjelaskan kepada orang lain, adalah apa yang sedang anda
lakukan saat anda merumuskan sebuah pertanyaan tentang topik yang sulit. Ia
juga membantu ketika membaca materi baru untuk menulis bahan itu, untuk
menjelaskan kepada diri Anda.
-
Latihan dapat membuat anak-anak lebih cerdas? Jawabannya adalah Ya
I.
Jalan untuk Keberhasilan yang Tak Terbatas
-
tidak meyakini mitos IQ. Tiada seorangpun yang lahir dengan
diberikan IQ dan anda dapat mengembangkan IQ yang lebih tinggi. Potensi
intelektual anda tidak mengenal batas.
-
Praktik membuat sempurna. Terlalu banyak dari kita percaya dalam
"talenta" - bahwa bagian atas pemusik mitos yang lahir, dan bukannya
dibangun. Tetapi dalam hampir setiap dalam tugas-tugas yang rumit, bagian atas pemusik excel tidak karena
kemampuan bawaan tetapi karena latihan khusus. Jika anda mengikuti kebiasaan studi
produktif kemudian tidak ada batasan apa anda dapat mencapai. Jika
anda benar-benar ingin berhasil di sekolah atau universitas kemudian Anda harus Mengembangkan
semangat yang akan membantu anda bersabarlah, mengembangkan ataupun emosional,
mengembangkan kebiasaan studi efektif, dan praktik.
-
Otak
Anda adalah sebuah alat yang sangat kuat. Ia adalah komputer yang paling kuat
di jagat raya. Ada pemikir besar dalam tiap-tiap angkatan yang menunjukkan apa
yang pikiran manusia dapat mencapai: Buddha, Aristoteles, Confucius, Plato,
Shakespeare, Goethe, Voltaire, Newton, Einstein. Anda mungkin tidak akan yang
lain, hanya ada Einstein begitu banyak di bagian atas, tetapi tidak ada alasan
mengapa anda tidak dapat menjadi kecerdasan kelas dunia. Satu-satunya batasan
pada pikiran anda adalah membatasi anda memaksakan diri sendiri. di atas Jangan
biarkan orang lain memberitahu bahwa anda
dibatasi, anda tidak.
-
Gaya Belajar - beberapa ahli teori percaya bahwa kita masing-masing
nikmat beberapa metode tertentu berinteraksi dan pemrosesan informasi.
Salah satu yang
paling banyak digunakan gaya-gaya pembelajaran model adalah Fleming, model
VARK.
-
Orang tua
perlu mendorong sebuah sikap menang dalam anak-anak mereka. Mereka harus
memberitahu anak-anak yang mereka dapat berhasil. Ia adalah pemikiran bawah
sadar bahwa perlu mengetahui hal ini. Prinsip-prinsip yang berasal dari
pemrograman mental yang harus diikuti dalam mendorong anak anda memberikan
teladan untuk pencapaian pendidikan. Salah satunya dengan menggunakan teknologi entrainment brainwave. Teknologi entrainment
Brainwave adalah mengagumkan, murah dan ada
banyak penelitian universitas untuk menunjukkan bahwa ia bekerja. Ia juga cukup
mudah untuk digunakan. Anak-anak duduk dan kajian saat sedang memutar trek MP3
yang sesuai pada speaker atau headphone. Jika
anda ingin meningkatkan pengalaman belajar anda atau motivasi belajar anda
menggunakan brainwave entrainment, ia bekerja, tidak seperti pembelajaran
subliminal filem, dan tidak memiliki efek samping yang tak diinginkan.
J.
Ini adalah jalan untuk berhasil di sekolah
1. tidak meyakini
mitos IQ. Tiada seorangpun yang lahir dengan diberikan IQ dan anda dapat
mengembangkan IQ anda melalui kajian dan melalui brainwave entrainment.
2. Praktik membuat
sempurna. Terlalu banyak dari kita percaya dalam "talenta" - bahwa mitos pemusik itu dilahirkan bukan dari
hasil latihan.. Tetapi dalam
hampir setiap dalam tugas-tugas yang rumit, bagian atas pemusik excel tidak
karena kemampuan bawaan tetapi karena latihan
khusus. Jika anda benar-benar ingin berhasil di sekolah atau universitas anda
harus banyak berlatih:
3. Mengembangkan
semangat yang akan membantu anda mengembangkan kemampuan
ataupun emosional, dan Praktik.
4. Otak Anda
adalah alat yang sangat kuat. Ini adalah yang paling kuat komputer di alam
semesta. Ada pemikir besar di setiap generasi yang menunjukkan hanya apa yang
pikiran manusia dapat mencapai: yang Buddha, Aristoteles, Confucius, Plato,
Shakespeare, Goethe, Voltaire, Newton, Einstein. Anda mungkin tidak Einstein
yang lain, hanya ada begitu banyak ruang di bagian atas, tetapi tidak ada
alasan mengapa Anda tidak bisa menjadi intelek kelas dunia. Keterbatasan hanya
di pikiran Anda adalah batas Anda memaksakan pada diri sendiri. Jangan biarkan
orang lain memberitahu Anda bahwa Anda terbatas, Anda tidak.
5. Gaya belajar -
beberapa teori percaya bahwa kita masing-masing menikmati
beberapa metode tertentu dan pengolahan informasi. Salah satu model yang paling
banyak digunakan dari gaya belajar adalah Fleming Model VARK. Model ini cukup
sederhana, peserta didik dapat dikategorikan mengikuti: 1. pelajar visual, 2.
pelajar pendengaran, Peserta didik 3. membaca / menulis-preferensi, dan 4.
pelajar kinestetik.
Ada beberapa prinsip-prinsip yang berasal dari pemrograman mental
yang harus diikuti dalam mendorong anak-anak:
a.
Memberikan teladan untuk pencapaian pendidikan. Anda, anak-anak dan
guru harus tidak berpikir bahwa bekerja class, Afrika, golongan Hispanic
anak-anak miskin, atau tidak dapat berhasil di sekolah, mereka dapat. Ada
banyak orang dari berbagai latar belakang yang telah dicapai dirugikan di
sekolah terhadap kemungkinan. Mencari model peran seperti itu.
b.
Tujuan membuat realistis. Mendorong anak anda ke tujuan untuk bagian atas sepuluh persen kelas atau perempuan itu dalam
matematika, tidak perlu untuk posisi atas.
c.
Mengabaikan masalah - fokus pada solusi. Jangan misalnya berkata
'anda harus tidak menonton TV saat melakukan pekerjaan rumah'. Berkata
'pekerjaan rumah di tempat anda bebas dari gangguan', dan diasingkan area di
mana anak dapat melakukan pekerjaan rumah yang bebas dari gangguan dari TV.
d.
Pengulangan. Para pemasang iklan tahu nilai pengulangan. Ulangi
pemrograman mental anda bahkan setelah aturan tampaknya telah belajar, ini akan
memperkuat perilaku dan sikap yang ganteng.
e.
Buatlah aturan yang sederhana.
f.
Yakin dan percaya diri.
g.
Sewalah seorang pengajar jika anda merasa perlu.
h.
Merenung. Pelajari meditasi dengan anak-anak anda, ia akan
bermanfaat bagi Anda dan mereka. Meditasi meningkatkan fokus mental dan
berpikir secara umum.
i.
Menggunakan teknologi entrainment brainwave.
BAB III
KAJIAN DAN ANALISIS
Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih
prestasi belajar yang tinggi diperlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang tinggi
pula. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan
bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk
mengenali dan mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan
orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu
aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap
hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka
dalam rapor.
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan
perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, peserta didik
belajar berbagai macam hal. Proses belajar yang terjadi pada seorang individu
memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar seorang individu
mampu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
disekitarnya. Menurut Irwanto (1997:105) belajar merupakan proses perubahan
dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Belajar
pasti akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang.
14
|
Proses belajar di sekolah merupakan proses yang sifatnya kompleks
dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
tinggi pula, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan
seseorang dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar
yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi
adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai
keadaan diri secara kritis dan objektif.
Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering kita
ditemukan peserta didik yang belum mampu meraih prestasi belajar yang setara
dengan kemampuan inteligensinya. Ada beberapa peserta didik yang mempunyai
kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif
rendah, dan ada pula beberapa peserta didik yang lain yang walaupun kemampuan
inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif
tinggi.
Itulah sebabnya mengapa taraf inteligensi bukan merupakan
satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena dibalik
semua itu masih ada beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi kesuksesan
seseorang dalam meraih prestasi. Menurut Goleman (2000:44), kecerdasan intelektual
(IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan
faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau
Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi
frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati
serta kemampuan bekerja sama. Dalam proses belajar, kedua inteligensi itu
sangat diperlukan. IQ tidak akan dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi
penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah.
Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ
dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar seorang peserta didik dalam meraih
prestasi belajarnya (Goleman, 2002).
Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan Rational
Intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami oleh peserta didik
saja, melainkan juga perlu mengembangkan Emotional Intelligence seorang peserta
didik. Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis
struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970)
menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu
mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan
individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan
hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya
dalam kalangan remaja (Goleman, 2002:17).
Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan
mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak
mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka.
Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi
yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat
mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa
IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang.
Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi
sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut.
Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru
terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan
IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional
tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44). Menurut Goleman (2002:512),
kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya
dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga
keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its
expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi
diri, empati dan keterampilan sosial.
Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki
kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak
beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan
cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila
didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang
seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila
seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka
cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah
frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi
lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya,
dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi.
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar,
karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil
dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang peserta didik belajar merupakan
suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang peserta didik dalam pendidikan
tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut. Menurtut
Logan, dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
latihan. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997:193) berpendapat bahwa
belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan
itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan
cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada
akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
Faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar adalah : 1) faktor
psikologis. Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, antara lain adalah : a) Intelligensi Pada umumnya, prestasi
belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat
kecerdasan yang dimiliki siswa. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi
prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi
tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih
tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah
diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah
suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki
prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya . b) Sikap. Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya
diri dapat merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi
belajarnya. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah
merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah. c) Motivasi. Menurut Irwanto
(1997 : 193) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah
pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar
karena ia ingin belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat
non intelektual.
2) Faktor
eksternal Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain
diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara
lain adalah : 1). Faktor lingkungan keluarga a) Sosial ekonomi keluarga. Dengan
sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan
fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan
sekolah. b). Pendidikan orang tua Orang tua yang telah menempuh jenjang
pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya
pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang
pendidikan yang lebih rendah. c). Perhatian orang tua dan suasana hubungan
antara anggota keluarga. Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat
berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa
pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga
yang harmonis. 2). Faktor lingkungan sekolah meliputi: a). Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, LCD
akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk
ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar. b). Kompetensi guru dan siswa. Kualitas guru dan siswa
sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa
disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila
seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah
terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang
berkualitas , yang dapat memenuhi rasa ingin tahunya, hubungan dengan guru dan
teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar
yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus
meningkatkan prestasi belajarnya. c). Kurikulum dan metode mengajar Hal ini
meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa.
Metrode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan
minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3). Faktor lingkungan masyarakat a). Sosial budaya Pandangan
masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik
dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan
enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan
guru/pengajar b). Partisipasi terhadap pendidikan Bila semua pihak telah berpartisipasi
dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan
anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan
berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our
emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan
sosial. Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) menempatkan menempatkan
kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional
yang dicetuskannya dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan
utama, yaitu : a. Mengenali Emosi Diri Mengenali emosi diri sendiri merupakan
suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi
menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan
emosinya sendiri. b. Mengelola Emosi Mengelola emosi merupakan kemampuan
individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau
selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi
yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. c.
Memotivasi Diri Sendiri Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi
dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri
terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan
motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.
d. Mengenali Emosi Orang Lain Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain
disebut juga empati.
Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba,
tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk
kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh
bila anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional
akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih
banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat
remaja akan lebih banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan
rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat
terlarang, kenakalan, kekerasan serta seks yang tidak aman (Gottman, 2001 :
250).
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa selain kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang penting yang
seharusnya dimiliki oleh siswa yang memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi
belajar yang lebih baik di sekolah sehingga sukses di sekolah maupun di Universitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Goleman,
Daniel. (2002). Emitional
Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman,
Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Gottman,
John. (2001). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional
(terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Irwanto.
(1997). Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Mappiare, Andi. 1998. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha
Nasional.
Monks, F.J., dan Knoers A.M.P. 2006. Psikologi Perkembangan :
Pengantardalam Berbagainya. Translated by Haditono, S. R. Yogyakarta : UGM Press.
Ormord, J. E. 2008. Human Learning. (4th Ed.).
Ohio: Pearson.
Sia,
Tjundjing. (2001). Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada
Siswa SMU. Jurnal Anima Vol.17 no.1
Winkel,
WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
21
|
No comments:
Post a Comment