BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Pendidikan di dalam undang – undang
sistem pendidikan nasional tahun 2003 bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
tersebut diperlukan kesiapan bagi semua komponen pendidikan baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah di dalam memberikan layanan kepada seluruh anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Pada
saat ini layanan pendidikan yang ada di masyarakat meliputi sekolah negeri dan
swasta mengalami banyak kendala. Sekolah-sekolah negeri saat ini tidak punya
keleluasaan untuk mengambil sumber pendanaan dari orang tua peserta didik
sehingga hal tersebut juga dapat mempengaruhi mutu layanan terhadap pelanggan
pendidikan. Sedangkan sekolah-sekolah swasta masih lebih leluasa didalam
mengambil sumber pendanaan dari orang tua peserta didik namun mereka harus
bekerja ekstra keras di dalam meningkatkan mutu layanan karena kepuasan para
pelanggan sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan lembaga pendidikan
tersebut.
|
Pentingnya
layanan pendidikan yang bermutu yang merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi
Indonesia adalah mutu layanan pendidikan yang rendah. Banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, yang salah satunya adalah pemberian
pelayanan pendidikan yang masih sangat jauh dari harapan. Disatu pihak
pemberian layanan pendidikan belum menemukan cara yang paling tepat, dipihak
lain pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin
tingginya kehidupan masyarakat, meningkatkan kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap
mutu layanan karena sebagai pelanggan pendidikan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
hal tersebut di atas maka perlu dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana
Peranan Manajemen Bagi Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan?”.
C.
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1.
Memahami
konsep dasar manajemen
2.
Memahami
konsep Total Quality Management atau Manajemen Peningkatan Mutu.
3.
Mengetahui
peranan manajemen bagi peningkatan mutu layanan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP
DASAR MANAJEMEN
1. Pengertian
Manajemen
Menurut
Stoner (1992 : 8) manajemen adalah sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Howard M. Carlisle menyatakan
manajemen adalah proses pengintegrasian, pengkoordinasian dan pemanfaatan
elemen-elemen suatu kelompok untuk mencapai tujuan secara efisien.
2. Tujuan
Manajemen
Setiap aktivitas apapun selalu
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, demikian pula kegiatan manajemen.
Manajemen dilaksanakan secara sistematis agar dapat mencapai produktivitas,
berkualitas, efektif, dan efisien.
Aktivitas manajemen dikatakan
produktif apabila menghasilkan output atau keluaran baik bersifat kuantitas
maupun kualitas. Dalam dunia pendidikan kuantitas dapat diamati melalui jumlah tamatan
yang dihasilkan. Sedangkan produktivitas dalam kualitas sukar diukur atau
diamati dengan kasad mata namun demikian dapat berupa pujian dari orang lain
atas kinerjanya.
Aktivitas manajemen dikatakan
berkualitas apabila kualitas jasa produk atau jasa pendidikan melebihi harapan
pelanggan dan pada gilirannya pelanggan memperoleh kepuasan.
3
|
3.
Prinsip Manajemen
Sutomo dkk (2010; 7) mengemukakan
prinsip-prinsip manajemen meliputi :
efisiensi, efektivitas, pengelolaan, mengutamakan tugas pengelolaan, kerjasama
dan kepemimpinan yang efektif.
4. Fungsi
Manajemen
Para pakar manajemen seperti Fayol,
Taylor, Terry mengemukakan bahwa fungsi manajemen sekurang-kurangnya mencakup
empat hal yaitu :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan
dalam suatu organisasi apapun mempunyai kedudukan yang strategis karena melalui
kegiatan perencanaan ini dapat diketahui kegiatan atau aktifitas apa saja yang
akan dilakukan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian
merupakan fungsi manajemen yang kedua yang dapat dimaknai sebagai upaya
mengatur tugas-tugas perorangan maupun kelompok dalam organisasi dan merancang
bagaimana hubungan kerja antar unit organisasi.
c. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan
adalah upaya manajer untuk memotivasi para personil atau anggota organisasi
berusaha dengan sepenuh hati untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan
merupakan fungsi keempat dari manajemen yang dilakukan oleh manajer untuk
mengetahui dan mengontrol pelaksanaan/aktivitas organisasi, menentukan
keberhasilan organisasi dan menganalisis kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan
kegiatan organisasi.
B. MANAJEMEN
PENINGKATAN MUTU (TOTAL QUALITY MANAGEMENT)
1
1. Pengertian Manajemen Peningkatan
Mutu atau Total Quality Management
Total
Quality Management atau Manajemen Peningkatan
Mutu dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya : Total
(keseluruhan, terpadu), quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang
atau jasa), management (tindakan, seni, cara pengendalian, pengarahan). Menurut
Tjiptono, Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya. Singkatnya TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa
pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa
tidak ada pihak yang dirugikan.
Total
Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha
untuk memberikan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik
yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi. Dasar
pemikirannya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat
bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas
yang terbaik. Oleh karena itu, Total Quality Management (TQM) merupakan teori
ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personilnya untuk
melakukan program perbaikan mutu secara berkesinambungan yang terfokus pada
pencapaian kepuasan para pelanggan.
Manajemen
peningkatan mutu mempersyaratkan integrasi dari berbagai faktor yang perlu
diintegrasikan. Faktor itu adalah klien (pelanggan), kepemimpinan, tim, proses,
dan struktur.
Pelanggan atau klien. Dalam organisasi manajemen peningkatan mutu pelanggan atau
klien adalah seseorang atau kelompok yang menerima produk atau jasa layanan.
Jadi, klien tidak berada secara eksternal terhadap organisasi tetapi berada
pada setiap tahapan yang mempersyaratkan penyempurnaan hasil sebuah produk atau
pemberian layanan. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat mata rantai dari klien,
yang keterkaitannya bersama dengan proses. Hal-hal yang tercakup di dalam Manajemen
Peningkatan Mutu terhadap pelanggan adalah nilai-nilai organisasi, visi, dan
misi yang perlu dikomunikasikan, yang dikerjakan dengan memperhatikan etika
dalam pengambilan keputusan dan perencanaan anggaran.
Kepemimpinan. Jika integritas moral merupakan hal yang fundamental bagi Manajemen
Peningkatan Mutu, maka kepemimpinan merupakan cara mengerjakannya. Kepemimpinan
dalam konteks Manajemen Peningkatan Mutu adalah menetapkan dan mengendalikan
visi. Manajemen Peningkatan Mutu secara tajam menggambarkan perbedaan antara
memimpin, memanaj, dan mengadministrasikan. Mutu kepemimpinan mencukupi : visi,
kreativitas, sensitivitas, pemberdayaan (empowerment), manajemen perubahan.
Pemimpin dalam Manajemen Peningkatan Mutu pada dasarnya peduli dengan
nilai-nilai dan orang, menetapkan arah dan mengijinkan orang untuk mencapai
target, yang berhubungan dengan hal-hal makro maupun mikro.
Kepemimpinan
menjadi sesuatu yang sangat penting dalam menjalankan lembaga pendidikan.
Ketepatan dalam menerapkan teknik kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan tercapainya tujuan organisasi. Dari hasil penelitian DeMatthews (2014)
pendistribusian kepemimpinan sangat penting dalam meningkatkan kerajinan guru
dalam proses belajar mengajar, dukungan guru serta terciptanya budaya sekolah
yang positif.
Tim. Sebuah tim merupakan kualitas
kelompok. Hampir semua kepustakaan menekankan pentingnya kejelasan tujuan dan
hubungan interpersonal yang efektif sebagai dasar terjadinya kerja kelompok
yang efektif. Baik secara teoretik maupun praktek tim dipandang sebagai hal
yang fundamental terhadap manajemen mutu di dalam organisasi.
Proses. Kunci penting dalam manajemen mutu
adalah menetapkan komponen proses kerja. Pada dasarnya, sekali klien menetapkan
persyaratan yang telah disepakati, maka hal penting untuk dilakukan adalah
menetapkan proses dan prosedur yang menjamin kesesuaiannya dengan persyaratan.
Struktur. Organisasi yang mencoba
memperkenalkan Manajemen Peningkatan Mutu tanpa meninjau strukturnya mungkin
akan menghadapi kegagalan. Beberapa organisasi memiliki struktur yang berfokus
pada klien cenderung mendasarkan diri pada hirarki formal sekaligus membatasi
kerja praktis yang berfokus. Misalnya: organisasi secara utuh memiliki
“kedekatan” dengan klien, pemasok berbicara langsung dengan klien.
2 2. Teknik Manajemen Peningkatan Mutu
Dikmenum
Depdikbud (1998/1999) mengedepankan empat teknik Manajemen Peningkatan Mutu,
yaitu : (a) School Review, (b) Benchmarking, (c) Quality Assurance, dan (d)
Quality Control.
School Review adalah proses mengharuskan seluruh
komponen sekolah bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki keterkaitan
misalnya orang tua dan tenaga profesional untuk mengevaluasi keefektifan
kebijakan sekolah, program dan pelaksanaannya, serta mutu lulusan. Dengan
school review diharapkan akan dapat dihasilkan laporan yang dapat membeberkan
kelemahan-kelemahan, kekuatan, prestasi sekolah, dan memberikan rekomendasi
untuk penyusunan perencanaan strategis pengembangan sekolah di masa mendatang,
yang berjangka sekitar tiga atau empat tahun mendatang.
Benchmarking merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik proses
maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu.
Quality Assurance sifatnya process oriented. Artinya,
konsep ini mengandung jaminan bahwa proses yang berlangsung dilaksanakan sesuai
dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Dengan demikian, dapat
diharapkan hasil (output) yang memenuhi standar yang ditentukan pula. Agar
proses berlangsung sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu
dilaksanakan audit atau pengecekan secara berkesinambungan. Sistem audit ini
harus dilembagakan, sehingga menjadi subsistem sekolah. Sub sistem inilah yang
disebut quality assurance. Untuk itu, perlu disusun suatu prosedur dan
mekanisme, sehingga checking dapat dilaksanakan secara menyeluruh untuk semua
komponen dalam sekolah. Hasil pengecekan merupakan balikan (feedback) bagi
sekolah, yang digunakan untuk meningkatkan mutu proses pendidikan. Dengan quality
assurance ini pihak sekolah meyakinkan orang tua dan masyarakat bahwa
sekolah selalu memberikan layanan yang terbaik bagi para peserta didiknya.
Jadi, quality assurance adalah suatu sub sistem dari suatu sekolah yang
bertujuan untuk: (a) membantu sekolah dalam menilai dan mengkaji pelaksanaan
serta hasil pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar, (b) menilai program-program yang relevan,
yang dapat membantu sekolah, dan (c) memperkuat akuntabilitas dan mutu lulusan
sekolah.
Quality Control. Merupakan suatu sistem untuk
mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas out-put yang tidak sesuai dengan
standar. Konsep ini berorientasi pada output untuk memastikan apakah mutu
out-put sesuai dengan standar. Oleh karena itu, konsep ini menuntut adanya
indikator yang pasti dan jelas.
Murgatroyd dan Morgan (1994)
mengungkapkan tiga teknik mendasar dalam menetapkan mutu, yaitu (a) quality
assurance, (b) contract conformance, dan (c) customer-driven.
Quality Assurance mengacu pada penetapan standar, metode yang memadai, dan
tuntutan mutu oleh suatu kelompok/lembaga para pakar yang diikuti oleh proses
pengawasan dan evaluasi dan yang memeriksa sejauh mana pelaksanaannya memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Hal penting dalam proses quality assurance ini
adalah publikasi dari standar yang ditetapkan itu.
Contract Conformance. Mutu standar harus ditetapkan secara
spesifik melalui negosiasi dalam bentuk sebuah kontrak. Mutu harus dilihat
apakah punya kesesuaian dengan komitmen yang spesifik tersebut. Yang membedakan
antara quality assurance dengan contract conformance adalah bahwa spesifikasi
mutu dibuat oleh orang yang membuat tugas kerja (lokal), bukan oleh panel
(jajaran para pakar).
Customer-driven Quality mengacu pada pemikiran mutu dari mereka
yang menerima produk atau layanan. Produk atau layanan yang diberikan harus
sesuai dengan harapan dan kualitasnya ditentukan oleh klien. Produk atau
layanan harus disesuaikan dengan tuntutan dan harapan para klien.
Manajemen Peningkatan Mutu (MPM)
yang efektif perlu juga memperhatikan beberapa hal yang mempengaruhi mutu yang
dikemukakan oleh Murgatroyd dan Morgan (1994) sebagai “3 Cs of TQM”, yaitu: culture,
commitment, dan communication.
Budaya yang dimaksudkan di sini
meliputi aturan-aturan, asumsi-asumsi, dan nilai-nilai yang mengikat
kebersamaan dalam organisasi. Keberhasilan Manajemen Peningkatan Mutu dari
suatu organisasi ditentukan bagaimana organisasi menciptakan budaya, seperti:
(a) inovasi dipandang bernilai tinggi, (b) status dinomorduakan, yang
dipentingkan adalah performansi dan kontribusi, (c) kepemimpinan adalah sebuah
kunci dari kegiatan/tindakan, bukan posisi, (d) ganjaran dibagi rata melalui
kerja tim, (e) pengembangan, belajar Sdan pelatihan dipandang sebagai sarana
penunjang, dan (f) pemberdayaan untuk mencapai tujuan yang menantang didukung
oleh pengembangan yang berkelanjutan dan keberhasilan seharusnya merupakan
iklim untuk memotivasi diri sendiri.
C. MUTU
LAYANAN PENDIDIKAN
Suatu pendidikan dikatakan bermutu tergantung pada tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan. Sedangkan
pendidikan itu berada dalam suatu system organisasi yang saling berkait antara
satu dengan yang lainnya. Apabila mutu dari pendidikan dalam beberapa bagian
dari sistem baik, tetapi mutu dari bagian sistem yang lain kurang baik, maka
hal tersbut akan menyebabkan berkurangnya mutu pendidikan secara keseluruhan.
Apabila mutu dikaitkan dalam penyelenggaraan pendidikan maka dapat
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menyatakan bahwa penjaminan mutu adalah wajib baik internal
maupun eksternal. Azwar (1996) berpendapat masalah mutu akan muncul apabila
unsur masukan, proses, lingkungan serta keluaran menyimpang dari standar yang
telah ditetapkan.
Mutu
adalah penilaian sejauhmana produk memenuhi kriteria,
standar atau rujukan tertentu. Di pendidikan standar
ini dapat dirumuskan sementara ini melalui hasil belajar dari mata
pelajaran skolistik yang dapat diukur secara kuantatif dan pengamatan
yang bersifak kualitatif khususnya untuk bidang studi pendidikan agama,
pendidikan moral dan budi pekerti. Untuk konsep mutu pendidikan ini
mengacu kepada kebijakan, proses belajar mengajar, kurikulum, sarana prasarana
dan tenaga kependidikan. Mutu ini harus mengacu tercapainya kemajuan yang
dilandasi dengan perubahan yang terencana. Didalam buku Menuju
Pendidikan Dasar yang bermutu, dijelaskan
ada dua startegi pendidik mutu yaitu pendidikan
yang berorientasi akademi untuk memberikan dasar minimal
dalam perjalanan pendidikan yang dipersyaratkan oleh
tuntutan zaman dan peningkatan
mutu pendidikan yang
berorientasi dengan keterampilan hidup.
Mutu
pendidikan ini tidak ditentukan oleh sekolah
sebagai lembaga pengajaran saja, tapi disesuaikan
dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cenderung
selalu berkembang seiring dengan tuntutan zaman. Oleh sebab
itu pendidikan disekolah harus ada keselarasan antara
program pendidikan dengan
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
pendidikan sebagaimana yang diharapkan
didalam Undang Undang No.20 Tahun
2003 pada pasal 3 disebutkan bahwa,
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta
peradapan bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
mulia sehat, berilmu, cakap, kreaif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk
tercapainya tujuan pendidikan tersebut diatas, tergantung banyak faktor antara
lain:
- Guru yang berkualitas dan berwewenang yang mampu melibatkan murid dalam proses pembelajaran yang efektif. Mampu memanfaatkan fasilitas dan situasi yang ada secara maksimal.
- Karier guru yang akan menempati dari daerah satu ke daerah yang lain serta pendayagunaan di daerah secara optimal.
- Kesejahteraan guru dapat terjamin sehingga dapat merefleksikan kondisi kerja guru secara layak.
- Manajemen pendidikan yang dijamin undang-undang dan praturan yang kondusif yang diikuti dengan peran serta masyarakat, organisasi profesi guru yang ikut terlibat dalam memberdayakan sumber daya manusia dan alam baik secara daerah, regional maupun nasional.
- Proses belajar mengajar yang kondusif dengan menggunakan rancangan pembelajaran yang relevan, sehingga menjamin tercapainya tujuan.
- Peserta didik yang sehat, siap belajar di sekolah .
- Sarana, prasarana dan fasilitas yang cukup memadai, buku-buku yang lengkap, buku perpustakaan, alat-alat laboratorium, alat pelajaran dan sebagainya.
Semua
faktor yang diperlukan untuk tercapainya
tujuan di atas ini perlu dipenuhi serta diperbaiki dengan menggunakan sistem
manajeman peningkatan mutu . Dengan
terpenuhinya beberapa faktor diatas, maka apa
yang diharapkan agar meningkatnya mutu pendidikan pasti akan
tercapai.
Budi
Rahaijo (Depdiknas, 2003:03) mengemukakan bahwa :”mutu pendidikan masih belum
meningkat secara signifikan, sebagian kecil saja sekolah menunjukan peningkatan
mutu pendidikan.” Jadi pelayanan pendidikan yang bermutu itu amat penting agar
konsumen (pelanggan) memperoleh kepuasan layanan dari jasa pendidikan yang
diberikan sekolah, sebab para siswa dan masyarakat selaku pelanggan jasa
pendidikan menaruh harapan yang besar terhadap sekolah dalam rangka
mengantisipasi dan menjawab tantangan kehidupan di masa yang akan datang,
terlebih peningkatan mutu pendidikan yang sudah diperoleh belum menggembirakan.
Mutu pendidikan berkait erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pendidikan
yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu.
D. PERANAN
MANAJEMEN BAGI PENINGKATAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN
Berdasarkan
paparan teoritis diatas maka dapat kita ambil benang penghubung bahwa penerapan
manajemen peningkatan mutu atau total quality management dalam suatu lembaga
pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap mutu layanan lembaga tersebut terhadap konsumen atau
pelanggan. Didukung hasil penelitian dari Umar Faruq Unal (2001) bahwa
penerapan Total Quality management dapat meningkatkan komunikasi, mengangkat semangat kerja karyawan, peningkatan produktivitas, meningkatkan efisiensi proses, dan mengurangi biaya-biaya yang
tidak diperlukan.
Mutu
layanan pendidikan bisa dikatakan baik
apabila konsumen sebagai pelanggan merasa puas terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh lembaga pendidikan tersebut. Hal itu dapat terwujud jika
manajemen peningkatan mutu atau total quality manajemen dapat diterapkan dengan
baik di lembaga tersebut. Semua fungsi-fungsi manajemen dapat berjalan dengan
baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen
Peningkatan Mutu walaupun agak bersifat filosofis, namun mengandung makna
prinsip mendasar yang mengarahkan peningkatan organisasi berkelanjutan. Manajemen
Peningkatan Mutu mengintegrasikan teknik-teknik manajemen yang mendasar,
menghadirkan upaya-upaya peningkatan, dan peralatan teknis melalui pendekatan
yang ketat yang mengarah pada peningkatan yang berkelanjutan. Konsep kualitas
menurut Dean & Evans adalah “meeting or exceeding customer expectations“.
Karena itu makna kualitas adalah bagaimana pelanggan menerima barang yang
bermutu itu dengan perasaan puas dan senang sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal.
Penerapan
Total Quality Management atau manajemen peningkatan mutu dalam manajemen sebuah
sekolah sangat penting di dalam peningkatan mutu layanan. Dalam usaha
peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh maka dibutuhkan perencanaan dan
kepemimpinan (Kepala Sekolah) yang matang yang dapat mengarahkan organisasi
sekolah pada suatu bentuk kualitas ideal yang diharapkan yaitu usaha yang terus
menerus untuk menciptakan kompetensi lulusan yang lebih baik serta kerjasama
yang kompak (teamwork), baik secara internal organisasi sekolah maupun dengan
pihak-pihak di luar sekolah.
B. SARAN
13
|
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Karim Masaong. 2004. Keterkaitan
antara Semangat Kerja Guru dengan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Juli. Tahun Ke-10, No. 049: hlm.343.
Achmad Supriyanto & Zaini
Rohmad. 2002. Pengembangan dan Implementasi TQM pada Sistem Layanan
Akademik. Jurnal Ilmu Pendidikan. Februari, Jilid 9, Nomor l:hlm.79-80.
David DeMatthews, Ph D, 2014. Principal and Teacher Collaboration: An
Exploration of Distributed Leadership in Professional Learning Communities. International Journal of
Educational Leadership and Management Vol. 2 No. 2 July 2014 pp. 176-206
Dikmenum Depdikbud. 1998/1999.
Manajemen Peningkatan Mutu dalam Suplemen 2 Pelatihan Kepala Sekolah
Menengah Umum. Jakarta: Depdikbud.
Murgatoyd, Stephen dan Morgan,
Collin. Total Quality Management and the School. Buckingham: Open
University Press.
Sugiyo, Prof. Dr, 2011. Manajemen
Bimbingan dan Konseling di sekolah. Semarang : Widya Karya.
Umar Faruq Unal, (2001). Aplication
Of Total Quality Management In Higher Educational Institution. International
Journal of Qafqaz University Spring Number 7
Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional. No. 20 Tahun 2003.
Jakarta :Sekretaris Negara RI. 2003.
No comments:
Post a Comment